Junaidi: Aparat Hukum Harus Selidiki
REJANG LEBONG, PB - Hingga Rabu (07/09) jumlah Kepala sekolah yang menjadi korban teror pelaku penipuan mengatasnamakan Kepala Seksi sarana dan Prasarana (Sapras) Diknas Rejang Lebong terus bertambah. Jika sebelumnya ada 8 orang kepala sekolah yang di teror melalui nomor Handphone 081315691288, maka kali ini bertambah 2 orang kepala sekolah yang juga di teror yaitu Kepala Sekolah SD 11 Selupu Rejang serta Kepala sekolah SD 03 Curup Selatan.
Modusnya sama, yaitu meminta kepala sekolah untuk menemui Kepala Dinas Pendidikan Rejang Lebong. (Baca juga: 8 Kepsek Diteror, Catut Nama Pejabat Diknas).
"Sejak hari senin lalu sampai hari ini totalnya sudah ada 10 orang yang di teror. Bahkan, untuk kep[ala SD 03 Curup Selatan di tlfon pelaku yang mengaku sebagai saya saat sedang berada di hadapan saya," ujar Kasi Sapras Diknas Rejang Lebong, Junaidi.
Atas kondisi ini, Junaidi meminta agar aparat hukum dapat jeli untuk melakukan penyelidikan siapa oknum pelaku yang melakukan teror tersebut. Sehingga, tidak ada lagi kepala sekolah yang menjadi korban aksi percobaan penipuan ini kedepannya.
"Lebih baik dilakukan pencegahan daripada didiamkan. jadi tidak ada kepala sekolah yang menjadi korban. Saat ini, memanbg nama saya yang menjadi buruk akibat ulah oknum pelaku penipuan ini," ujar Junaidi.
Seperti diberiotakan sebelumnya, nomor handphone yang menghubungi dirinya mengatasnamakan Kasi Sapras tersebut yaitu 081315691288. Dalam pembicaraannya, oknum pelaku yang belakangan diketahui berjenis kelamin laki - laki ini mengaku bernama Junaidi dengan jabatan Kasi Sapras Dikdas, pelaku meminta agar dirinya mengahadap kepal adinas atau menghubungi via Handphone. Pelaku memberikan nomor HP yang diakui sebagai nomor kepala Dionas yaitu 085213843848.
Pelaku, juga sempat bertanya apa saja sarana dan prasarana yang asih dibutuhkan disekolah tersebut. Lalu, pelaku kembali meminta para korban untuk langsung menghubungi kepala dinas melalui nomor palsu yang diberikannya. "Kami himbau agar Kepala sekolah yang lain tidak mudah percaya dengan aksi penipuan ini. Terlebih lagi jika pelaku telah meminta sejumlah uang kepada para kepala sekolah," ujar Junaidi. (Ifan)