JAKARTA, PB - Kementerian Pertanian mengirimkan surat kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Perkebunan Provinsi, dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi di seluruh Indonesia untuk memberikan usulan perencanaan kebutuhan pupuk bersubsidi Tahun Anggaran 2017.
Usulan kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut sebenarnya kami harapkan telah dapat diterima paling lambat 12 Februari 2016 lalu, “ kata Direktur Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Muhrizal Sarwani di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pengiriman surat kepada kepala dinas tersebut terkait dengan siklus penganggaran. Pasalnya, usulan indikasi kebutuhan dana subsidi pupuk tahun 2017 akan dilakukan paling lambat minggu kedua Februari 2017 sesuai permintaan Direktorat Jenderal Anggaran melalui surat kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor Und-24/AG/2016 tanggal 15 Januari 2016.
Muhrizal mengatakan, kebutuhan pupuk bersubsidi agar mempertimbangkan rencana luas tanam setiap komoditi, RDKK, rencana strategis, evaluasi kinerja serapan pupuk bersubsidi serta aspek lainnya. “Sehubungan dengan hal tersebut, kami minta kepada kepala dinas untuk segera mengusulkan kebutuhan pupuk bersubsidi. Usulan itu nanti dipakai sebagai salah satu pertimbangan usulan indikatif pupuk bersubsidi tahun 2017,” tuturnya.
Stok Pupuk Aman
Di tempat terpisah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) memastikan pasokan kebutuhan pupuk bersubsidi selama musim tanam hingga lima bulan ke depan, khususnya di NTB cukup aman. Meski tahun ini terjadi penurunan jumlah pasokan dibandingkan tahun lalu, PKT optimis bakal ada realokasi pasokan pupuk di kwartal III pada September 2016.
“Biasanya ada alokasi dari provinsi lain yang berlebih pasokan pupuknya, dari sana bisa direalokasi ke provinsi yang kekurangan,” kata Manager Penjualan PSO-I PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Muhammad Yusri.
Dia mengungkapkan, pihaknya tahun ini menyalurkan sekitar 28% kebutuhan pupuk pada 18 provinsi di Indonesia. Dengan rencana penyaluran untuk pupuk urea sebesar 1,4 juta ton, pupuk NPK sebesar 150 ribu ton, dan pupuk organik sebesar 53 ribu ton.
Sedangkan untuk NTB, kata dia, alokasi pupuk subsidi tahun ini mengalami penurunan. Dengan jumlah alokasi pupuk urea sebesar 129 ribu ton, NPK 10 ribu ron, dan organik 12 ribu ton. Padahal tahun 2015, alokasi pupuk urea mencapai 145 ribu ton, NPK sebesar 48 ribu ton, dan organik mencapai 21 ribu ton. “Penurunan ini terjadi saat proses usulan pupuk bersubsidi yang berkaitan dengan anggaran. Dari usulan daerah 13,18 juta ton yang teralokasi sebesar 9,55 juta ton,” jelas Yusri.
Hingga Februari 2016, menurut dia, sudah tersalurkan 29 ribu ton pupuk urea. Sedangkan pupuk NPK diusulkan sebesar 2 ribu ton dan pupuk organik sebanyak 12 ribu ton.
Yusri menambahkan, melihat selisihnya, pupuk urea hanya bisa memenuhi kebutuhan hingga lima bulan ke depan. Sedangkan pupuk NPK hanya bisa mencukupi hingga akhir Maret 2016. Karena itu, ia mengusulkan kepada Dinas Pertanian dan TPH NTB segera mengirimkan surat kepada Kementerian Pertanian RI meminta penambahan alokasi pupuk bersubsidi.
Pupuk bersubsidi meningkat
Sementara itu Kabag Publikasi dan Dokumentasi Departemen Humas PT PKT, Sugeng Suedi dalam siaran persnya menjelaskan, pencapaian produksi urea pada Januari 2016 mencapai 307 ribu ton. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan beroperasinya lima pabrik pupuk Kaltim yang telah diresmikan Presiden RI pada November 2015 lalu. Pabrik dengan teknologi ramah lingkungan ini mampu menghasilkan kapasitas produksi hingga 2 kali kapasitas pabrik pada umumnya.
Terkait kesiapan Pupuk Kaltim dalam menghadapi musim tanam, BUMN pupuk ini selama tahun 2016 hingga Februari telah menyalurkan 268 ribu ton urea bersubsidi ke wilayah penyaluran. Penjualan pupuk bersubsidi akan dilakukan Pupuk Kaltim untuk memenuhi kebutuhan petani/kelompok tani sepanjang tahun, khususnya selama masa musim tanam yang kini masih berlangsung.
Selain itu untuk menjaga kebutuhan pupuk di daerah, pengadaan pupuk urea bersubsidi selain dari Bontang, Kalimantan Timur juga akan dipasok dari beberapa Distribution Center (DC) yang tersebar di Surabaya, Banyuwangi, Semarang dan Makassar. “Hal ini untuk terus menjaga stok aman yang telah ditentukan oleh SK Mentan,” katanya.
Dia mengungkapkan, pada musim tanam saat ini, Pupuk Kaltim telah meningkatkan stok di daerah melebihi dari ketentuan yang berlaku. Hal-hal antisipatif lainnya juga terus dilakukan Pupuk Kaltim dalam menghadapi musim tanam. Misalnya, meningkatkan sistem monitoring stok dan penjualan serta penambahaan kapasitas produksi melalui pengoperasian lima pabrik yang sejak diresmikan sudah beroperasi dengan rate maksimal.
Langkah pengamanan distribusi pupuk bersubsidi secara kontinyu juga dilakukan melalui koordinasi dengan distributor, PPL, KP3, Dinas terkait, Pemerintah Daerah setempat. “Kami juga telah membentuk Tim Posko Pengamanan Musim Tanam yang siap sedia 1 x 24 jam selama 7 hari dalam seminggu,” katanya.
Selain itu, Pupuk Kaltim meyediakan jaringan bebas pulsa untuk para petani, kios resmi dan distributor yang ingin menyampaikan keluhan dan saran guna meminimalisir adanya permasalahan yang timbul terkait pengadaan pupuk bersubsidi.
Terkait proyeksi kinerja tahun 2016, Pupuk Kaltim menargetkan produksi Urea sebesar 3,33 juta ton lebih besar dibandingkan tahun 2015 sebesar 3,25 juta ton. Hal ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan SK Mentan tahun 2016 di wilayah penyaluran Pupuk Kaltim sebesar 1,53 juta ton. (Wardi/Yul/Ditjen PSP)