BENGKULU, PB - Waktu terus mengalir dan tanpa terasa telah memasuki tahun 1438 Hijriyah. Bertambahnya tahun selalu menjadi penanda bagi manusia bahwa usianya terus bergerak maju dan peradabannya semakin tua.
Ustad Ariwiyono mengatakan, perkembangan peradaban manusia hingga tahun 1437 yang lalu tidak menunjukkan fakta-fakta yang menggembirakan. Salah satu indikasinya, kata dia, belum ramainya ibadah yang dilakukan di masjid.
"Padahal masjid sejak umat manusia diperintahkan untuk menunaikan shalat, selalu menjadi pusat untuk membangun silaturahim antar sesama. Masjid selalu menumbuhkan semangat kebersamaan dan keguyuban dalam membangun peradaban yang maju, namun bermoral," kata Ariwiyono di Masjid Al-Furqan Kelurahan Penurunan, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad mengandung tekad, rencana, kerja keras, pengorbanan ke arah tujuan yang jelas, yakni teralisasinya nilai-nilai kemanusiaan universal (rahmatan lil ‘alamin) yang berlandaskan kepada asas ketuhanan.
"Nabi membawa agama yang mengubah cara pandang manusia dari yang suka memakan harta ribu, suka memperbudak, suka mengubur perempuan hidup-hidup, menjadi manusia yang suka saling berbagi, saling menyayangi, saling mendoakan dalam kebaikan. Dan cara pandang ini begitu cepat menyebar ketika masjid dijadikan sebagai pusat aktifitas," tekannya.
Karenanya ia mengimbau agar upaya untuk memakmurkan masjid kembali digalakkan. Dengan demikian, kata dia, umat Nabi Muhammad dapat kembali menemukan momentum kebangkitan peradaban luhur yang pernah mencapai puncak kegemilangan pada abad pertengahan silam pada tahun 1438 Hijriyah ini.
"Sering-seringlah mengingat Allah. Mengingat bahwa kepada-Nya kita semua akan mati dan kembali. Mengingat Allah yang ditangan-Nya tergenggam langit dan bumi yang bisa Dia binasakan meski hanya dalam sekejab. Mengingat Allah yang menyeru kepada kita untuk senantiasa berbuat baik, melarang kita untuk berbuat buruk dan jahat," demikian Ariwiyono. [RN]