Pemulung Itu “Rohingya“
Ku buka pintu ujung muharam ini.
Ada kertas-kertas sampah
Ditiup angin semalam agaknya,
Ku dengar kreuk-kreuk bunyi roda becak
Seorang pemulung Rohingya mengayuh kehidupan
Dibukanya tongtong sekitar istanaku
Diselongkarnya dan dipilah-pilahnya tanpa bau
Itulah mata kehidupannya bagaikan mutiara-mutiara.
.
Biarlah tanah leluhurku ini jadi bangsal pondoknya
Biarlah dia menghirup kedamaian Islam disini
Dari dicincang dan diperkosa anakgadisnya
Oleh bangsa durjana Budhist Burma..
‘Assalamualaikum’ pakcik katanya perlahan..
‘Waalaikumsalam’ aku jawab…
Senyuman serta sorotan matanya
bersinar bagai matahari bulan muharam
.
Tubuh basah keringat dibalut pakaian lusuh
Tiada apa yang akan Kita beri padanya..
Bukan sekadar doa…dan simpati..
Ku berikan juga tintin minuman yang dikumpul anak bungsuku
Ambillah…ini yang aku ada..kataku..
Anggukan dan senyumannya cukuplah bagiku
Sebagai tanda terimakasih sesama iman dan Islam
”Hidup ini bila bahagia, dedap kelihatan bunga”
Tapi bertahun- tahun kujejaki keheningan itu
Bagai sufi merindurindu Tuhan dalam zikir yang abadi
Juga komat-kamit sang dukun membaca mantra
dengan buah tasbih koka dari arab
.
Sahabat ku,
Ada nyanyian gugur bunga-bunga flamboyan
Mengisahkan angin berdesir-desirandari pedih dan siksanya azab kubur
Diantara kepiluan tangisan anak-istrimu
juga belitan ular-ular dan kalajengking
pada tanah subur pusara moyangmu
Dengarkan, sebentar jeritan suara itu wahai sahabat ku
Pemfitnah bergentayangan
Pendusta bermunculan
Menebar cerita dusta
Manusia manusia munafik
Melontarkan buih-buih racun
Menghina.. Menghardik…
Suara mereka berdesing keras..
Bersatu gegak – gempita di udara..
Menggiring oksigen adu-domba.
Apakah kalian tahu?
Pejuang Hak Asasi Manusia itu dinista hina lagi ?
Diseret mereka ke pojok dusta
Tiba-tiba nama Soros dinyanyikan
Dengan jarum jahat tersirat dongeng anti-semitik.
Soros donator Suaram, ; dipersoalkan..,!
Hingar-bingar propaganda doktrin politik mereka..,!
Hasutan murahan lagi nista ala tahun 50-an:
Suaram mendapat dana asing, dari seorang Yahudi
dan Suaram menyokong Anwar Ibrahim.
Maka dimomokkan bagai hantu disiang hari
Alkian semua anak-bangsa,..
Bahawa mereka dalam bahaya penjajahan asing Yahudi
Jika menyokong Pakatan Rakyat dan kepimpinan Anwar Ibrahim.
Seyogyanya kita menghargai ..!
Kita lupa budi – janji-janji mereka dalam perjuangan
Mereka menentang tirani – perobohan paksa, perampasan tanah rakyat,
tahanan tanpa bicara, pecah amanah, rasuah dan salah guna kuasa
.
Dari Kangar hingga ke Tuaran , dari Bakun ke Serendah,
dari Skudai hingga ke Kampung Melayu Wira Damai ,
Suaram tak punya kidung suci
tetapi menggengam tangan padu
membela penindasan hak asasi anak-bangsa Malaysia.
Esok Ku lemparkan sebuah pertanyaan ..,?
.
Apakah kita -Anak Bangsa .yang tak berdaya..,?.
Tak bertenaga.. lunglai…
Bagai semut yang terinjak-injak..
Tak mau bangun
dari lena yang panjang..,?
Sakit… sakit..
Pedihhh…,perihhh.
Tak mau bangun
dari lena yang panjang..,?
Sakit… sakit..
Pedihhh…,perihhh.
.
Celakalah kau! Pemfitnah – Pendusta – Penghardik..,!
Kau takkan bisa menyentuh medan langit..
Kau takkan bisa menyentuh medan langit..
Diiringi awan ke singgasana syurga..
Hai penghardik! pemfitnah! pendusta,!
Dalang dari semua kegelapan..
Dalang dari semua kegelapan..
Samudera akan tumpah ke ranah kotamu..
Laksana kota Babilon dan bangsa Tsamud
Kau hancur..,! binasa,..!
Kerana Sang Penguasa dan Pemilik singgasana dunia Akan murka..
Murka keranamu wahai Sang Pendusta lautan neraka!
Aku Pulang Ke Masa Lalu
Aku akan terus berjalan
Di istana persinggahan ini
Menuruti tekad.. dan niat..
Merakam manusia-manusia
Menetak kemanusiaan-kemanusiaan
Menyusuri alur sejarah, dan cerita
Menggapai masa depan,
.
Matahari…Tak pernah bosan kau singgahi bumi
Menyinari planet ini
Dari jauh singgasanamu bimasakti
Nyalamu begitu mempesona
Hangatmu begitu bermakna,
.
Sementara aku masih terlena terhenyak
Dengan semerbak aroma cengkeh tembakau jawa
Dari hembusan ‘lelaki-lelaki seberang’
Yang melintas didepan istanaku
‘Assalamualaikum’pakcik katanya garau,
‘Waalaikumsalam wak’.mau pergi kerja’ jawabku
.
Kulirik sekilas lelaki-lelaki itu.
mereka begitu tegar dan kepala menegak bangga
Kerana mereka bukan pelarian-pelarian.
Seperti bangsa-bangsa lain
Mereka pejuang-pejuang tanpa pedang
Yang ada hanya gendang perang kehidupan,
Disana nun jauh di Kelaten di Gersik di Sampang di Bawean
Di Kampar di Kuala Linggi di Bagansiapi-api di Asahan di Siantar
Ada ibu-ibu ayah-ayah adik-adik sepupu-sepupu
Ada kakek-kakek nenek-nenek naboru-naboru inang-inang tulang-tulang
menunggu segengam ringgit-ringgit rupiah-rupiah,
.
Ada sawah tergadai,
Ada tanah terjual.
Menunggu untuk ditebus..
Sebelum tuan tanah kedawung mengetuk pintu
Menagih janji sang pejuangpejuang diperantauan
Berdosakah mereka disini..
Di tanah ini yang dahulunya nenek-moyangnya menyatu
Ada Majapahit ada Sriwijaya ada Minangkabau.
ada Siak-Sri Indrapura ada Deli-Serdang ada Riau-Lingga ada Riau-Johor
.
Namun Kita dipisahpisahkan diceraiberaikan
Oleh penjajah durjana..
Bukan hanya tanah Kita dipisahpisahkan dirobohkan kota melaka
Juga susurgalur silsilah Kita diputuskan
Kini ada Malaysia ada Indonesia ada Singapura ada Mindanao ada Brunei
Ada bangsa Moro Ada Patani ada Negrito ada Papua
Ada Melanau ada Bajau ada orang Sulu ada Orang Dayak
.
Mengapa ketika kerajaan Islam berkuasa,
Orang jawa ada di kampong Gresik Patani
Orang Minangkabau ada di Champa
Orang Sulu orang Bugis ada di Afrika ada di Mediteranian
Orang Aceh-Pasai ada di Istambul
Orang Turki dan sahabat Nabi ada di Aceh ada di Majapahit
.
Aku terjaga di atas bangku kesunyian,
Langit telah menggelap kehitaman,
Semakin deras turunnya hujan,
Sunyi tanpa kegaduhan.
Aku berjalan membuka daun jendela,
Matahari berselimut mendung gelita,
Hawa dingin kembali menjalar raga.
Terlintas mimpimimpi tadi
Bilakah umat ini bersatu..
Dibawah bendera Laailahaillallah Muhammadarrasulullah
Basah rerumputan bermandikan badai hujan.
Angin bernafas menyuarakan kemesraan dedaunan***