BENGKULU, PB - Langkah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efeendy menghapus Ujian Nasional (UN) dinilai sudah tepat. UN selama ini sudah dianggap momok yang menakutkan bagi peserta didik.Untuk itu, DPRD Provinsi Bengkulu khususnya komisi IV yang membidangi persoalan pendidikan ikut senang dan mendukung keputusan Mendikbud tersebut.
"UN ini membawa momok bagi anak didik. Mereka ketika menghadapi ujian nasional menjadi stres, sering terjadi anak pintar gagal dalam Ujian Nasional," kata ketua komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Parial, di ruang kerjanya, Selasa (29/11/2016).
Ujian akhir bagi siswa sekolah selanjutnya diserahkan ke daerah. Pelaksanaan ujian akhir bagi siswa SMA-SMK dan sederajat diserahkan ke pemerintah provinsi. Untuk tingkat SMP dan SD sederajat diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota.
Meski diserahkan ke daerah menurut pelaksanaanya tetap mengacu pada standar nasional.
Selanjutnya kelulusan siswa akan ditentukan oleh pihak sekolah. Hasil ujian akhir jadi salah satu pertimbangan, namun bukan jadi satu-satunya faktor penentu kelulusan.
"Tentu untuk teknis dari pemerintah pusat ada pola, harus dipetakan kemampuan anak-anak sekolah di seluruh Indonesia," ucap politisi PAN itu.
Meski UN dihapuskan, Parial berharap peserta didik kedepan akan lebih berkualitas dan mampu bersaing diera globalisasi yang menuntut kompetisi ketat.
"Mereka (Siswa) harus tetap rajin belajar, dunia luar sedang menunggu," tutupnya. [MS]
