Oleh Evi Kusnandar*
Gedung Rektorat Universitas Ratu Samban, masih disegel, Selasa (8/11/2016). Forum karyawan dan dosen menolak membuka segel tersebut sehingga gaji mereka dibayarkan.
Sejumlah karyawan menuntut agar gaji, tunjangan, insentif pembimbing mereka segera dibayarkan karena sudah tiga bulan tertunggak. Sementara karyawan dan dosen tersebut merasa sudah melaksanakan kewajiban mereka.
Kekesalan forum karyawan dan dosen bertambah setelah tidak adanya sikap tegas dari pihak universitas untuk menyelesaikan persoalan ini. Bahkan, sejumlah ruangan ditutup dengan menggunakan sapu.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bengkulu Utara Bambang Irawan bahkan telah berupaya untuk memediasi konflik antara karyawan dan dosen dengan pihak rektorat yang akhirnya membuat penyegelan berhenti. Namun tuntutan agar gaji mereka dibayarkan tetap berlanjut.
Menanggapi masalah ini, Ketua Yayasan Ratu Samban Ramadanus menilai bahwa konflik ini tidak hanya seputar masalah gaji, namun juga permintaan pergantian pimpinan tertinggi di universitas.
Ia mengakui bahwa universitas yang terletak di Jalan Sudirman No 87, Pagar Ruyung, Arga Makmur ini sedang dililit masalah keuangan. Pasalnya, subsidi dari Pemerintah Kabupaten yang selama ini jadi andalan, tersendat lantaran adanya perbaikan pola manajemen pascatemuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Namun ia berkomitmen untuk mencari jalan keluar dari persoalan ini. Ia berjanji dalam waktu yang tidak begitu lama gaji itu dicairkan. Namun sebelumnya, ia berharap dapat mendengar aspirasi dari seluruh karyawan dan dosen terlebih dahulu.
*Jurnalis, tinggal di Bengkulu Utara