REJANG LEBONG, PB - Senator belia asal Provinsi Bengkulu, Riri Damayanti John Latief, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Aula Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Curup, baru-baru ini. Selain dia, hadir sebagai pembicara Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rejang Lebong, M Ch Naseh dan Kasdim 0409 Rejang Lebong Mayor Inf Saldifa.
Kali ini, Empat Pilar Kebangsaan itu disosialisasikan di kalangan pemuda. Hadir diantaranya kelompok Muda Berkarya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Rejang Lebong, para pelajar dan perwakilan sekolah-sekolah di kabupaten tersebut.
Dalam paparannya dijelaskan Riri, perkembangan teknologi seiring globalisasi telah membawa dampak melunturnya semangat Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
"Berbagai paradigma asing masuk melalui gempuran teknologi. Konsekuensinya, Empat Pilar Kebangsaan sebagai fondasi kebangsaan kita memudar. Maka upaya untuk menyegarkannya kembali dalam ingatan, khususnya kepada generasi muda, menjadi sedemikian penting dan mendesak," kata perempuan kelahiran Bengkulu 4 Februari 1990 itu.
Ia menjelaskan, Empat Pilar Kebangsaan adalah fondasi negara Indonesia yang harus dipertahankan dengan segenap jiwa, harta dan raga. Menurut dia, mempertahankan itu tidak sukar karena Empat Pilar Kebangsaan berasal dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
"Empat Pilar Kebangsaan itu butir-butirnya sebenarnya dirangkum dari kepribadian bangsa kita sendiri seperti ketuhanan, gotong royong, kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial dan lain-lain. Maka ketika orang melenceng dari sini, itu berarti melenceng dari kepribadian nasional. Maka Empat Pilar Kebangsaan itu harus menjadi nafas bagi kita dalam menjalankan aktifitas keseharian," ungkapnya.
Ia mengilustrasikan hal ini dengan kasus Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurut dia, ada dampak besar ketika nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan dilanggar.
"Kita selaku orang orang yang beragama Islam, harus menghargai orang Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain. Kalau kita tidak menghargai, maka kita menistakan Empat Pilar Kebangsaan. Banyak yang marah seperti aksi Empat November kemarin. Dan meski demo besar itu digalang umat Islam, di lembaga DPD RI solidaritas dan bantuan materi terhadap aksi tersebut justru paling banyak diberikan oleh anggota non muslim," ungkapnya.
Sosialiasi Empat Pilar Kebangsaan ini berjalan dinamis. Sejumlah pernyataan terlontar. Misalnya dari Bima Sakti, siswa SMK Negeri 1 Rejang Lebong yang menanyakan tentang kasus Ahok. Ada juga Muhammad Faiz, SMA Negeri 1 Rejang Lebong yang menanyakan tentang kasus Zaskia Gotik. Lalu ada Muhammad Agustiawan dari Mapasta STAIN Curup yang ingin melihat pengamalan Pancasila bila dilihat dari sudut berbagai problematika agama di Indonesia. [AM]