BENGKULU, PB - Belum meratanya pelayanan kesehatan masyarakat menjadi catatan penting bagi pemerintah di Provinsi Bengkulu. Baik dari sisi tenaga medis hingga sisi fasilitas kesehatan.
Seturut dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional 2016, anggota DPD RI Dapil Provinsi Bengkulu, Riri Damayanti John Lalief SPSi mengatakan, pemerataan fasilitas kesehatan masyarakat menjadi modal utama, untuk mewujudkan kemajuan pembangunan suatu daerah.
"Pemerataan kesehatan, terkhusus untuk masyarakat kecil harus terjamin. Karena perubahan kemajuan daerah, hanya akan terjadi jika kesehatan masyarakat dapat terjaga," kata alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Dari sisi fasilitas kesehatan, lanjutnya, kondisi pelayanan kesehatan dari tingkat pusat kesehatan desa (puskesdes), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada di kecamatan, hingga rumah sakit daerah, juga masih belum maksimal. Akibatnya, masyarakat yang memerlukan penanganan medis darurat, masih harus dirujuk ke RSUD milik Provinsi Bengkulu.
"Kita lihat masih banyak masyarakat harus dirujuk ke RS di luar kabupaten. Terkadang bukan karena dokternya yang tidak mampu, tetapi peralatan medis yang masih minim," ungkapnya.
Tak hanya itu, untuk tenaga medis, baik dokter umum maupun dokter spesialis juga masih kurang di Provinsi Bengkulu. Seperti dokter umum saja, sekarang baru ada sekitar 400 dokter. Kemudian untuk dokter spesialis, hanya ada sekitar 100 dokter. Padahal, kata Riri, idealnya harus 20 dokter berbading 100 ribu masyarakat.
"Bukan hanya jumlah tenaga medis, peningkatan etos kerja serta kesejahteraan para petugas medis, juga harus diperhatikan," tambah senator termuda se-Indonesia ini.
Riri mengingatkan, langkah peningkatan kesehatan ini telah diatar melalui Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 4 dan 5, tentang Kesehatan. Dimana diatur setiap orang berhak atas kesehatan dan memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, terjangkau, berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
"Peran semua pihak sangat dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya jaminan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Riri juga mengajak masyarakat untuk tetap mencintai lingkungan dan menanamkan budaya hidup sehat. Karena dengan memiliki kebiasaan dan perilaku hidup sehat diharapkan mampu mewujudkan budaya hidup sehat secara konsisten dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UU 39 tahun 2009 tentang Kesehatan.
"Lebih baik mencegah, dari pada mengobati. Ini yang harus kita lakukan bersama. Sehingga, upaya masyarakat hidup sehat dapat terwujud di Hari Kesehatan Nasional saat ini," tutup Riri. [AM]