BENGKULU, PB - Kemampuan putra-putri di Provinsi Bengkulu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan media terkini patut diacungi jempol. Buktinya, berdasarkan data Cinema Poetica Research Center, sebaran komunitas film di Provinsi Bengkulu merupakan yang tertinggi di Sumatera.
Data Cinema Poetica Research Center itu berdasarkan survei mereka pada tahun 2016. Di Indonesia, Bengkulu di urutan tujuha besar. Jawa Barat adalah juara. Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah merupakan tertinggi kedua dan ketiga.
Penggiat Komunitas Film Bengkulu, Sofian Ramadhan, mengatakan, kajian Cinema Poetica Research Center itu cukup menggembirakan. Menurut dia, hal itu adalah ladang potensi yang bisa diarahkan untuk mempromosikan Provinsi Bengkulu sebagai salah satu tujuan destinasi wisata dunia.
"Semoga Bengkulu terus melahirkan sineas-sineas muda yang berbakat dan kreatif dengan karya-karya film yang luar biasa sekaligus mempromosikan Provinsi Bengkulu tercinta," katanya kepada Pedoman Bengkulu, Rabu (9/11/2016).
Tak ingin hanya unggul dalam segi kuantitas, Komunitas Film Bengkulu juga berupaya untuk meningkatkan kualitas sineasnya melalui ajang Apresiasi Film Pendek Bengkulu 2016. Ajang ini akan ditutup dalam 21 hari ke depan.
"Formulir dapat diambil secara langsung di Sekretariat AFPB 2016 Jalan Raden Fatah Nomor 38 Pagar Dewa Kota Bengkulu atau di download di halaman fanspage Rafflesia Motions Production. Gratis! Pendaftaran akan ditutup pada 30 November 2016," ungkap Sofian.
"Atau dapat menghubungi Humas kami di nomor 0895354913035 atas nama Lili, 085357506000 atas nama Ardin dan 085211044401 atas nama Revaldy. Silahkan kirim formulir pendaftaran, file film, teaser film, poster film, naskah atau skenario film dalam bentuk softcopy dimasukan ke dalam CD, DVD, atau flashdisk," tutupnya.
Cinema Poetica adalah kolektif kritikus, jurnalis, peneliti, dan pegiat film. Dirintis pada 14 Oktober 2010, Cinema Poetica berfokus pada produksi dan distribusi pengetahuan sinema bagi publik, sebagai tanggapan terhadap minimnya literatur tentang film di Indonesia, serta minimnya kajian tentang sinema Indonesia pada umumnya.
Grafik yang ditunjukkan di atas menunjukkan sebaran jumlah komunitas film di Indonesia pada tahun 2016. Komunitas film merupakan apapun yang non-pemerintah dan non-komersial, kelompok hobi, suatu perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan yang sama. Ciri tidak ada struktur dan kepengurusan formal.
Total sampel di dalam penelitian ini berjumlah 77 responden, atau 95,06 % dari seluruh partisipan yang melakukan daftar ulang di lokasi acara Temu Komunitas Film Indonesia, 2016. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei non tatap-muka, dimana setiap komunitas melakukan pengisian kuesioner secara mandiri. [RN]