BENGKULU, PB - Tiga bunga rafflesia mekar bersamaan. Satu di kawasan hutan Tebat Monok Kabupaten Kepahiang. Dua di kawasan hutan Kemumu dan Kuro Tidur Kabupaten Bengkulu Utara.
Aktifis Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan, mengatakan, sejumlah nama dapat dihubungi untuk menengok bunga endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma ini.
"Di Kabupaten Kepahiang dapat menghubungi Pak Gerhana di nomor 085279957645 dan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan Deki di nomor 081274004000 atau Bara di nomor 08212933662, serta Ipit Kalamintoena di nomor 085208126825," katanya, Rabu (2/11/2016).
Oleh penduduk Bengkulu, bunga rafflesia disebut dengan bunga kibut. Pada masa penjajahan Inggris tahun 1818, Thomas Stamford Raffles mengadakan ekspedisi untuk meneliti kekayaan hayati di Bengkulu.
Awalnya, ia berniat untuk menemukan jenis hewan-hewan baru yang belum sempat diklasifikasikan dalam sistem klasifikasi tanaman. Saat di Bengkulu Selatan, Raffles mencium bau busuk yang muncul dari semak belukar.
Ia dan rombongan ekspedisi terkejut begitu mengetahui bahwa bau busuk itu ternyata berasal dari sebuah bunga besar yang tengah mekar. Lantas Raffles menamakan bunga busuk itu dengan namanya sendiri.
Meski spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatera dan Filipina, namun empat jenis Rafflesia dan empat jenis Amorphophallus di Bengkulu mampu menarik kunjungan wisatawan ke tanah kelahiran ibu negara pertama Indonesia, Fatmawati Soekarno ini.
"Mari berkunjung," ajak Sofian. [RN]