BENGKULU, PB – Peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya. Hal ini disampaikan oleh Wakil Walikota Bengkulu Patriana Sosialinda saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Ibu ke 88 dan Hari Bela Negara, Kamis (22/12/2016) di Halaman Kantor Walikota Bengkulu.
Dalam sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPPA) Yohana Yembise yang dibacakan Wakil Walikota (Wawali) dikatakan bahwa keterlibatan perempuan dibuktikan melalui kongres perempuan pertama 22 desember 1928 di yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.
Hakekat peringatan hari ibu (PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
“Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggungjawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” paparnya.
Dilanjutkannya, bahwa perempuan dan laki-laki keduanya adalah "parthnership" sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
PHI ke-88 tahun 2016 ini diusung dengan tema 'Kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan'.
"Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa indonesia tahun 2016 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan nawacita sebagai salah satu agenda nasional," paparnya.
Lanjutnya, telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai perempuan indonesia hingga saat ini, namun tidak dipungkiri bahwa kondisi perempuan dan juga anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan perlakuan diskriminatif lainnya.
Usai upacara juga dilakukan penyerahan hadiah kepada kecamatan pemenang lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI), rompi program dua anak cukup kepada perwakilan ojek motor, dan celemek kepada perwakilan pedagang, serta meninjau bazar murah di samping Kantor Walikota Bengkulu.
Turut hadir dalam kegiatan ini unsur FKPD, Sekretaris Daerah, pejabat eselon II, III, dan IV beserta staf, unsur TNI Polri dan undangan lainnya. (Rls/Hms)