Penggunaan minyak kelapa memang sudah menjadi tradisi kuliner masyarakat Indonesia tetapi tidak di belahan negara Amerika Serikat (AS) yang penggunaannya baru menjadi trend kuliner disana belakangan ini. Sebagian masyarakat AS menganggap penggunaan minyak kelapa lebih baik karena menambah cita rasa makan dibandingkan penggunaan minyak zaitun.
Minyak zaitun virgin pada dasarnya mengandung berbagai antioksidan, seperti tocopherol dan senyawa fenolik. Namun penggunaan minyak zaitun atau EVOO (Extra Virgin Olive Oil) perlu dipertimbangkan karena tidak boleh terkena panas tinggi agar kondisi minyak tetap dalam suhu yang baik dan menahan lemak agar tidak pecah dengan potensi akan menimbulkan racun atau radikal bebas tinggi.
"Minyak-minyak tak jenuh tidak bisa terkena panas. Jika dipanaskan, lemak trans bisa terbentuk. Intinya: minyak ini aman, asal jangan menggoreng dengan teknik deep fry," menurut Katz.
Sementara itu, Laurence Eyres, ketua Minyak & Lemak Specialist Group di Selandia Baru Institut Kimiadalam studinya baru-baru ini menemukan bahwa minyak kelapa mengandung 92 persen lemak jenuh, meningkatkan kolesterol LDL (Low Densisty Lipoprotein) atau biasa disebut sebagai kolesterol jahat.
Kolesterol merupakan jenis lipit atau lemak yang terdapat dalam tubuh manusia. Jika kadar kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, akan membuat sebuah plak dalam darah. Plak tersebut akan menyumbat di bagian aliran darah, sehingga mengalami penyempitan. Jika pembuluh darah mengalami penyempitan akan mengakibatkan penyakit jantung dan penyakit stroke.
Eyres menyebutkan bila minyak kelapa buruk bagi jantung. "Ini akan berbahaya, dan agak konyol untuk menggantikan minyak zaitun extra-virgin Anda dengan minyak kelapa. Tetapi minyak ini memiliki kelebihan tahan sangat stabil dalam keadaan panas sehingga sangat baik untuk adukan menggoreng dan menumis," tulisnya di Boston Globe.
Dia mengakui bila minyak kelapa memiliki banyak kelebihan bagi kuliner, memiliki rasa yang khas dan enak yang berciri khas hidangan rasa tropis mewah. "Tidak ada yang salah dengan minyak kelapa secukupnya, tapi itu bukan obat untuk penurunan lemak,'' kata Eyres saat menjawab pertanyaan email tentang banyaknya masyarakat menilai minyak kelapa sebagai "resep mukjizat".
Menurutnya, produk kelapa dalam diet tradisional masyarakat Pasifik, "orang-orang di sana secara historis dikonsumsi banyak lemak jenuh dari produk kelapa---meskipun terutama bukan sebagai minyak kelapa, tetapi sebagai daging kelapa parut, santan dan tepung kelapa, yang semuanya kaya serat--hasilnya insiden penyakit kardiovaskular sangatlah rendah.
"Dalam konteks pola makan tradisional ini, mengkonsumsi produk kelapa yang mengandung serat (tidak harus minyak kelapa) tidak menimbulkan risiko untuk penyakit jantung," ungkapnya.
“Minyak kelapa 100% organik dan extra virgin adalah superfood. Lemak di minyak kelapa sebagian besar adalah lauric acid, lemak sehat yang memiliki fungsi antivirus dan antimicrobial sehingga bisa membantu sistem kekebalan tubuh. Minyak kelapa juga mengandung asam lemak caprylic acid, dan dikenal sebagai si antikuman,” ucap Bowden.
Kara Landau seorang Ahli gizi dan penulis Freelance di Travellers Dietition membantu kita memahami lebih bijak dalam memilih minyak. Sebagaimana dilansir Healthmeup, minyak kelapa lebih tinggi kandungan lemak jenuh, karenanya panasnya lebih stabil pada suhu yang tinggi bila Anda membandingkan dengan minyak lainnya.
Intinya minyak kelapa tak seburuk orang pikir. Tapi masih banyak para ahli yang tetap berpendirian bahwa minyak jenis ini bisa meningkatkan kolesterol jahat dan menyebabkan penyakit jantung. Dan, seperti jenis minyak lainnya, minyak kelapa tinggi kalori. Satu sendok makan minyak kelapa memiliki 120 kalori. (Yn)
*Dilah dari berbagai sumber