BENGKULU, PB - Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Bengkulu, Hery Noer Aly mengingatkan agar seluruh masyarakat kembali meneguhkan bila NKRI adalah harga mati. Hal ini ia sampaikan lantaran ancaman akan runtuhnya negara ini sekarang sudah semakin meruncing.
"Kalau kita melihat kejadian baru-baru ini cukup memperihatinkan misal ada demo 411, 212, lalu disusul dengan demo yang lain. Ibaratnya saya menempatkan diri sebagai Ibu, maka saya akan bersuara untuk mencegah anak yang bersuara berbeda-beda," demikian disampaikan Hery, Selasa (6/12/2016).
Menurutnya, NKRI harga mati penting karena NKRI merupakan bentuk kemajemukan, baik suku, budaya, agama, sangat majemuk. Kemajemukan ini bisa utuh bila Pancasila tetap digunakan untuk mempersatukan. "Karena berbeda-beda kita satu, identitas ini menjadi kekuatan nasional," ucapnya.
Apabila tidak bersatu, lanjutnya, maka Indonesia tidak akan disegani apalagi ditakuti oleh negara lain. Contohnya, saat ini banyak negara yang memandang lemah bangsa ini secara moral. Dari sisi ekonomi, nilai tukar rupiah juga masih sangat jauh dibawah negara-negara lain.
"Kita juga dinilai sebagai bangsa yang bodoh, padahal banyak intelektual kita yang diambil negara lain," sambungnya.
Dia menilai, syarat membangun bangsa yang bermartabat adalah persatuan. Bangsa yang terpecah tidak akan kuat. Bangsa yang tidak menerima kemajemukan tidak akan dihargai bangsa lain. Ironisnya masih ada sebagian bangsa Indonesia yang menolak kemajemukan. "Padahal Allah menciptakan manusia dengan keberagamannya," tutupnya. [IC]