Ilustrasi
Seluruh pesan-pesan keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad selalu mengandung hikmah yang besar bagi kesehatan manusia, meski ilmu pengetahuan baru mampu membuktinya jauh setelah Nabi tiada.
Misalnya berwudhu untuk menekan emosi, shalat yang memiliki kesamaan fungsi dengan senam, dan lain sebagainya, termasuk berkhitan atau sunat.
University of Chicago belum lama ini melakukan penelitian mengenai sunat. Dalam penelitian itu ditemukan, ketika pria bersunat, penisnya mengalami perbaikan kinerja.
Peneliti mengambil sample kepada lebih dari 360 pria enam bulan dan 24 bulan setelah sunat. Sebanyak 98 persen pria melaporkan gembira setelah sunat.
Lalu 95 persen mengatakan, pasangan mereka puas setelah pria disunat. Dua pertiga alias 67 persen menikmati seks lebih baik setelah disunat.
"Studi ini mengonfirmasi kepuasan jangka panjang pria berkat sunat medis yang dijalani suka rela," tulis peneliti, sebagaimana dilansir Kompas.com.
"Sunat memperbaiki kenikmatan dan fungsi seksual bagi sebagian besar pria dan menurunkan secara bermakna cedera saat seks," tambahnya.
Peneliti pun menemukan, 94 persen pria sangat puas atau cukup puas dengan seks yang mereka lakukan.
Kendati punya manfaat memerbaiki fungsi seksual dan mengurangi cedera, sunat di AS justru menurun.
Studi dari 2014 menemukan, sunat pada bayi baru lahir turun dari 83 persen di 1960-an menjadi 77 persen di 2010.
Keseluruhan tingkat sunat di kalangan pria AS usia antara 14 hingga 59 tahun adalah 81 persen, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC).
American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, sunat pada bayi laki-laki baru lahir memiliki manfaat medis potensial, utamanya mencegah penyakit infeksi saluran kencing.
Tim peneliti menemukan, masalah pada penis seperti iritasi dapat terjadi dengan atau tanpa sunat. Dengan perawatan yang benar, tak ada perbedaan dalam menjaga kebersihan organ intim pria ini.
Kendati masih ada peningkatan risiko infeksi saluran kencing pada yang tak disunat, khususnya bayi di bawah satu tahun, risiko itu masih kurang dari satu persen.
Sunat merupakan prosedur bedah terencana yang tertua di dunia. Menurut ahli anatomi Australia Inggris Sir Grafton Elliot Smith sunat sudah dilakukan 15.000 tahun lalu.
Sunat adalah hal yang dilakukan dalam agama tertentu, khususnya Judaisme dan Islam. Sunat pun lazim dipraktikkan di kalangan masyarakat Afrika.
Mereka menyunat saat laki-laki masih bayi, kendati ada juga budaya yang menyunat anak lelaki sebagai tanda si anak sudah menjadi pria.
Sunat pun mengurangi penularan HIV/AIDS dari wanita ke laki-laki sampai 60 persen dan merupakan elemen kunci dari rencana PBB untuk mengakhiri epidemi global AIDS di 2030.
Prosedur sunat berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Itu artinya, orang yang disunat tak harus dirawat di rumah sakit.
Bius umum adalah pilihan untuk menjalani prosedur ini. Dalam beberapa kasus bahkan diberikan bius lokal.
Sunat membutuhkan waktu pemulihan empat hingga enam minggu. Di saat penyembuhan luka itu, pria tak boleh melakukan hubungan seks. (**)