BENGKULU, PB - Selain menetapkan deviden yang akan didapatkan masing – masing pemegang saham yakni sebesar 40 persen dari laba bersihdi 2017, pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Bank Bengkulu Tahun Buku 2016 juga mengisyaratkan bahwa Bank Bengkulu akan masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) tingkat II. Dimana Kategori BUKU II ini bisa meningkatkan peran Bank Bengkulu dalam pembangunan daerah dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dikatakan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, persiapan Bank Bengkulu untuk masuk kategori BUKU II, secara teknis telah mendapatkan dukungan dari seluruh kepala daerah yang ada. Hanya saja untuk memasuki kategori ini, tentunya perlu dilakukan perumusan terlebih dahulu dan juga didukung oleh Perda (Peraturan Daerah) dari Pemda Provinsi Bengkulu serta dari 10 kabupaten-kota.
“Pada prinsipnya gubernur dan para pemegang saham lainnya memberikan dukungan. Namun mengenai besaran bagaimana konkretnya nanti, itukan harus didukung melalui perda yang harus dimiliki oleh kabupaten-kota dan provinsi. Kemudian juga nantinya harus dialokasikan dalam anggaran secara bertahap,” jelas Gubernur Bengkulu yang akrab disapa RM, usai menghadiri RUPS Tahuna Bank Bengkulu Tahun Buku 2016, Rabu (12/04).
Berdasarkan modal inti bank yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012, Bank BUKU II memiliki modal inti minimum 1 triliun sampai dengan di bawah 5 triliun rupiah. Kegiatan bank di kelompok ini, bisa dalam rupiah dan valas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana pun lebih luas dibandingkan BUKU I. Trade Finance (aktivitas perdagangan satu negara dengan negara lain seperti ekspor dan import), bisa letter of credit (LC) dan SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri). Sedangkan derivative (produk turunan) hanya yang bersifat plain vanilla.
Dilain pihak menurut Dirut Bank Bengkulu Agusalim, berdasarkan keputusan RUPS untuk menuju kategori BUKU II semua deviden akan disetorkan sebagai setoran modal. Tindak lanjut dari keputusan ini, perlu adanya pengesahan dari pihak legislatif dari masing – masing pemerintah daerah supaya terealisasi.
“Dengan adanya perubahan penambahan setoran dan laba ditahan juga ditambah, modal itu juga akan makin meningkat. Kita proyeksikan itu di 2019 paling lambat itu udah jadi Bank BUKU II,” jelas Dirut Bank Bengkulu Agusalim.
Sementara itu terkait pembiayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dari Bank Bengkulu juga akan dilakukan peningkatan. Ditargetkan hingga akhir tahun 2017, angka pembiayaan UMKM berada pada angka 15 persen. Sementara data Bank Bengkulu menyebutkan, hingga triwulan I (akhir Maret 2017) angka kredit produktif telah mencapai angka 7 persen.
“Mudah – mudahan kami bisa mengelola ini dengan maksimal dan harapan kita bisa tumbuh dengan cepat. Namun, kita dalam memberikan kredit harus tetap prudent juga, jangan sampai bermasalah. Jika bermasalah dan NPL (Non Performing Loan) tinggi itu juga bisa merugikan daerah,” tutup Agusalim. [Ms]