Jika kita berbicara batik, maka kita memang teringat daerah Jawa dengan batik-batiknya yang terkenal seperti batik Pekalongan, batik Yogyakarta dan lain sebagainya. Provinsi Bengkulu memang tidak memberikan sebutan batik namun kain, walau banyak orang yang menyebutnya Batik Besurek tetapi yang benar Kain Besurek.
Kain Besurek berasal dari dua kata, yaitu Kain dan Besurek. Kain adalah Tekstil. Besurek berasal dari dua kata juga, yaitu be(r) yang artinya mempunyai / memiliki, dan surek dari bahasa Bengkulu yang artinya surat / tulisan. Jadi, Kain Besurek artinya "Kain yang memiliki tulisan / surat".
Surat yang terdapat pada kain besurek merupakan motif, pada beberapa kain yang digunakan pada upacara adat, motif surat atau kaligrafi memang benar huruf arab, namun banyak motif kain besurek, huruf tersebut hanya menyerupai huruf arab.
Terdapat beberapa motif dasar kain besurek seperti motif kaligrafi, motif bunga rafflesia, motif burung kuau, motif relung pakumotif rembulan. Biasanya kain besurek memiliki satu hingga dua paduan motif dalam satu kain, perpaduan dari motif tersebut memberikan keindahan tersendiri. Warna batik kain besurek juga berbeda dengan batik Jawa. batik jawa identik dengan warna coklat, kuning, merah, hijau, dan biru. Sedangkan batik kain besurek memiliki warna yang lebih cerah dan beragam.
Jika dilihat dari sejarah kain besurek, menurut beberapa cerita sejarah, batik besurek diperkenalkan pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad ke-17 kepada masyarakat di Bengkulu. Hingga kini semakin berkembang pengerajin batik dan kreasi-kreasi motif kain besurek.
Inovasi yang diberikan para pengerajin kain batik hingga kini semakin meningkat, harga kain besurekpun telah beraneka ragam, mulai dari harga yang termurah hingga harga yang mahal. Perhatian provinsi Bengkulu terhadap kain besurek kini amat besar, saya masih teringat 4 tahun lalu bahkan 10 tahun lalu ketika saya masih SMP, saya memang mempelajari pembuatan kain besurek dan memakai sebagai seragam sekolah, namun kemeriahan untuk menghargai dan memberikan kebanggan untuk batik tidak seperti saat ini.
Hal tersebut mungkin karena belum adanya hari batik nasional. Pemerintah sekarang terus mengawasi perkembangan kain besurek. Kain besurek kini telah menjadi seragam wajib Pemerintahan Provinsi Bengkulu serta para siswa dan guru telah menggunakan batik kain besurek sebagai seragam sekolah. Hal ini merupakan sebuah kebudayaan yang harus terus diperhatikan karena bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri.
Dari kebudayaan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan dan Intelektualitas masyarakatnya. Kemeriahan karnaval kain besurek terlihat betapa besar perhatian pemerintah terhadap kain besurek, hingga saya melihat disepanjang kantor pemerintahan, sekolah, dan beberapa fasilitas umum seperti rumah sakit terdapat slogan “I love Batik Kain Besurek”.
Karnaval Kain Besurek yang telah diselenggarkan dua kali menumpahruahkan pelajar dan pegawai di Provinsi Bengkulu seperti layaknya karnaval yang diadakan di daerah Jawa. Bangga adalah satu kata yang menggambarkan kebahagiaan melihat kemajuan yang terjadi sekarang.
Perhatian mahasiswa sebagai pemuda bangsa terhadap batik juga terlihat, karena dibeberapa universitas sudah menjadikan batik sebagai salah satu seragam mereka, walau tidak semua batik yang digunakan bukan berasal dari kain besurek.
Batik secara nasional memang menjadi sorotan dunia sebagai warisan bangsa, Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan ragam kebudayaannya mampu memberikan beraneka ragam motif batik yang memberikan kekutan tersendiri bagi warisan bangsa yang telah diakui dunia. [Enny Nurmala Sari/Komunitas Ayo Menulis Bengkulu]