BENGKULU SELATAN, PB – Pernyataan Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud yang menyebut bahwa Akademi Kebidanan (Akbid) Manna akan ‘Innalillahi’ atau akan tutup pada tahun 2018 nanti membuat Mahasiswi dan Karyawan Akbid Manna galau.
“Kami meghasau galau jugau (kami merasa galau juga, red),” ujar Wadir I Akbid Manna Firman Hayadi MKes.
Firman khawatir dengan adanya pernyataan orang nomor satu di Kabupaten Bengkulu Selatan itu akan berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk belajar di Akbid Manna. Apalagi saat ini Akbid Manna tengah membuka penerimaan calon mahasiswa baru.
Saat ini jumlah seluruh mahasiswi Akbid Manna tinggal 85 orang. Mahasiswi tingkat I se23 orang, tingkat II sebanyak 45 orang dan tingkat III sebanyak 17 orang.
“Masyarakat dan mahasiswa tidak perlu khawatir. Jangan takut kuliah di Akbid, kampus legal dan ijazah yang dikeluarkanpun juga legal dan sah. Perlu diketahui, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, yang berwenang membuka dan menutup sebuah kampus perguruan tinggi adalah Dikti. Bupati tidak bisa menutup Akbid,” jelas Firman.
Dirinya memastikan, bahwa tidak akan ada penutupan Akbid Manna. Malahan menurutnya, saat ini Akbid Manna terus melakukan pembenahan. Diantaranya saat ini Akbid Manna tengah mempersiapkan proses Akreditasi Ulang.
Yang mana, Firman menargetkan bahwa akreditasi Akbid Manna ditarget meningkat dari akreditasi C menjadi B. Berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan memfasilitasi selurud dosen yang ada untuk mendapatkan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).
“Total dosen Akbid ni ada 10 orang. Enam orang sudah memiliki NIDN, empat orang lagi sedang diurus NIDN nya dan empat orang dosen lagi tengah mengikuti jenjang jabatan akademik dosen. Total alumni kita sudah 900 orang lebih. Dan mereka sudah banyak yang sukses, ada yang jadi PNS, ada yang lulus program Indonesia Sehat. Baik di Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, bahkan hingga Kalimantan dan pulau lain di Indonesia. Artinya alumni Akbid Manna mampu bersaing,” ujar Firman.
Seharusnya, menurut Firman, Pemerintah Daerah bangga dan turut mendukung memajukan Akbid Manna, bukannya menebarkan wacana. Karena, disadari atau tidak, Akbid Manna merupakan aset daerah yang cukup membanggakan Bengkulu Selatan.
“Kami terus melakukan sosialisasi Akbid Manna ini, selain di Bengkulu Selatan, juga sampai ke Seluma dan Kaur. Selama masih ada mahasiswanya itu tidak bisa ditutup. Kalaupun misalkan yayasan tidak mampu, ada alternatif lain yakni bisa saja alih kelolah dengan yayasan lain. Ini ada aturannya,” imbuhnya.
Meski demikian, firman mengakui bahwa kondisi keuangan Akbid Manna saat ini tengah mengalami masa sulit. Untuk itu Akbid Manna terus melakukan penghematan, termasuk mengurangi gaji dan honor karyawan.
“Perlu diketahui, bahwa Akbid ini bukan lembaga yang mengejar profit. Jadi SPP yang digunakan, sumbangan yang dibayar mahasiswa itu dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar inilah. Makanya kita belum mampu beli tanah dan buat gedung sendiri. Kalau hibah dari Pemda yang katanya Rp 600 juta itu belum ada sampai sekrang belum cair,” tandasnya.
Senada dengan Wadir I Akbid Manna, Ketua Yayasan Sekundang tempat bernaungnya Akbid Manna, Zainal Abidin Merahli memastikan bahwa Akbid Manna tidak akan ditutup.
“Tidak ada itu. Malahan saat ini Akbid Manna terus berbenah,” singkat Zainal Abidin. (Apd)