BENGKULU UTARA, PB - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono mengatakan, saat ini pers sedang menghadapi kondisi sulit. Menurut dia, pers saat ini sangat dikuasai oleh kaum pemodal.
"Sekarang semua tergantung modal. Jadi sulit pers diharapkan untuk independen. Selama empat tahun ini kondisi pers kita turun terus," kata Margiono dalam Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI ke-71 Tingkat Provinsi Bengkulu di Balai Ratu Samban, Sabtu (1/4/2017).
Ditambah lagi, lanjut Margiono, pers saat ini cenderung disandera dengan kepentingan politik. Mengguritanya media sosial, ujarnya, memperburuk kondisi pers saat ini.
"Pemilik perusahaan pers sekarang banyak menjadi ketua partai politik. Belum lagi dominasi media sosial juga menguasai pemberitaan yang mana sangat mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Apalagi media sosial bukan dikendalikan orang orang profesianal jadi pemberitaan yang bersifat hoax mudah sampai ke masyarakat," paparnya.
Sementara itu, Bupati Bengkulu Utara, Mian, mengatakan, keberadaan PWI di Bengkulu Utara sangat dibutuhkan untuk ikut serta membangun Bengkulu Utara yang jauh lebih baik.
"Ini merupakan momentum yang sangat berharga. Harapannya semoga Bengkulu Utara dapat menjadi pemberitaan nasional sehingga menjadi kemajuan bagi Bengkulu Utara apalagi Bengkulu utara merupakan barometer ekonomi bagi Provinsi Bengkulu," tuturnya.
"Saya berharap dihari ulang tahun PWI ini, insan pers dapat kondusif dan selalu bersinergi dalam pembangunan daerah," demikian Mian.
Puncak HPN Tingkat Provinsi Bengkulu ini juga dihadiri oleh Gubernur Provinsi Bengkulu Ridwan Mukti, forum FKPD Bengkulu Utara, Kepala Ombudsman Perwakilan Bengkulu dan para pimpinan perusahaan media se Provinsi Bengkulu.
Dalam puncak peringatan ini turut diselenggarakan Deklarasi "Anti HOAX" yang diikuti seluruh media se Provinsi Bengkulu dan pembagian beasiswa kepada siswa yang berprestasi serta piala dan uang pembinaan hadiah lomba bulutangkis persembahan anggota DPD RI Riri Damayanti John Latief. [Ndr]