BENGKULU, PB - Hizbut Tahrir Indonesia menggelar acara tabligh akbar di Masjid At-Taqwa Anggut Atas, Kota Bengkulu, Minggu (9/4/2017).
Mengangkat tema "Khilafah Kewajiban Syar'i, Jalan Kebangkitan Umat", tabligh akbar ini diikuti oleh ratusan peserta serta perwakilan pengurus dan anggota HTI dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu.
Ustadz Achmad Abdul Ghaniy Al Hasaniy, pimpinan DPD HTI Bengkulu dalam ceramahnya menyampaikan, manusia akan hancur bila meninggalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
"Sesungguhnya janji allah benar akan terjadi. Kisah perjuangan Al Fatih dalam menaklukkan Konstatinopel telah diramalkan oleh Rasulullah ratusan tahun ketika beliau masih hidup," katanya.
Islam, tegasnya, adalah umat yang satu. Ia memastikan neoliberalisme yang diadopsi oleh pemerintahan saat ini menyebabkan kerugian kepada masyarakat kecil.
"Ketika neoliberalisme sudah banyak dianut oleh negara-negara muslim, tentu hanya menguntungkan orang-orang kaya namun merugikan masyarakat miskin. Maka sudah sewajarnya jika kita berada dibawah panji Islam," ujar Abdul Ghaniy.
Sementara Ustadz Faisal Abbas selaku pimpinan DPP HTI mengatakan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin, atau pemberi berkah bagi seru sekalian alam.
"HTI adalah gerakan yang mencoba menegakkan syariat yang berdiri bersama masyarakat," tuturnya.
Sepri, Ketua Panitia acara ini menyampaikan, kegiatan serupa dilaksanakan di 36 kota besar Indonesia. Ia menjelaskan, acara ini ditujukan untuk mengingatkan kembali akan makna Al Liwa dan Ar Roya.
"Perlu kita dakwahi orang-orang Islam yang tatkala melihat Liwa dan Roya seolah melihat hantu. Apalagi dengan digemboskan oleh media-media sekuler simbol Liwa dan Roya dicap sebagai simbol teroris. Nauzubillah," katanya. (Zef)