Sambal tempoyak dan lalapan adalah masakan ala jemau kitau, sebutan populer warga Serawai. Diolah dari bahan baku durian asli, tempoyak merupakan kuliner favorit yang pada masa kerajaan terdahulu merupakan menu yang paling dinanti oleh para raja dan bangsawan.Suku Serawai mampu melestarikan makanan ini. Bahkan disebutkan, belum ke Bengkulu seseorang kalau belum merasakan sambal yang diolah dengan daging durian yang difermentasikan dan disimpan dalam toples berhari-hari ini.
Daging duriannya pun bukan daging durian sembarangan. Duriannya merupakan durian lokal yang tidak mengandung banyak gas dan air. Durian pilihan yang sudah masak yang diberi sedikit garam lalu ditambah cabe rawit untuk mempercepat fermentasi. Fermentasi pun harus pas karena sangat berpengaruh dengan cita rasanya.
Meski rumah-rumah penghasil sambal tempoyak itu tidak begitu tertata rapi dari segi bentuk rumah dan bangunan layaknya restoran modern, tapi keharmonisan kehidupan sehari-hari warganya sangatlah serasi dan tertata adat budaya yang dijunjung tinggi.
Keseresaian dan cinta akan budaya sendiri itu lah yang membuat sambal yang bisa dicampur dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair, ikan patin, ataupun ikan-ikan lainnya itu hingga saat ini tetap diolah dengan tangan terampil namun dikemas dengan higenis. Di dusun kami, makanan ini tidak ada duanya. [Fikri Senada/Grup Jemau Kitau]
