BENGKULU SELATAN, PB – Masyarakat pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk keperluan kendaraan diminta untuk waspada. Pasalnya sekarang ini diduga tengah beredar di Bengkulu Selatan BBM yang dicampur dengan minyak mentah. Kuat dugaan, minyak mentah yang masuk ke kawasan Bengkulu Selatan ini dipasok dari Sekayu, Sumatera Selatan.
Hal tersebut diungkap Manajer SPBU 09 Tanjung Raman, Bengkulu Selatan Radius Prawiro kepada awak media, Rabu (5/4/17). Diungkapkan Radius, sekira sebulan lalu, pihak SPBU mendapati ada oknum yang hendak mengoplos minyak mentah dengan pertalite.
Hal tersebut diketahui, pada saat petugas SPBU hendak mengisi jerigen denga pertalite ternyata jerigen tersebut telah berisi separuh. Diduga, separuh jerigen tersebut telah diisi dengan minyak mentah.
“Waktu itu ada lima jerigen kapasitas 35 Liter. Pas dilihat, setengahnya sudah berisi. Itu bisa dipastikan adalah minyak mentah. Untuk itu kami himbau kepada masyarakat agar waspada dalam membeli BBM. Baik premium, maupun pertalite. Karena jika kendaraan kita menggunakan minyak mentah maka bisa akan mengalami kerusakan. Untuk itu memang akan lebih baik jika masyarakat langsung mengisi BBM ke SPBU,” terang Radius.
Selain itu, Radius juga meminta kepada aparat penegak hukum supaya mengelar razia penyelundupan minyak mentah. Dirinya juga khawatir, dengan beredarnya minyak mentah ini mengakibatkan masyarakat berprasangka buruk terhadap pihak SPBU.
“Misalkan ada masyarakat yang tidak sengaja membeli BBM yang telah dicampur minyak mentah. Kendaraannya rusak, masyarakat menuduh kualitas minyak SPBU kami tidak bagus, padahal itu memang sudah dioplos. Kami juga khawatir, Pertamina berfikir bahwa SPBU kami tidak memenuhi standar. Padahal tidak demikian,” imbuh Radius.
Menurut beliau, oknum yang melakukan pencampuran BBM dengan minyak mentah ini bertujuan meraup keuntungan sebesar-besarnya. Karena berdasarkan info yang dirinya terima, bahwa minyak mentah tersebut hanya dibeli berkisar Rp 3 ribu/Liter.
Radius menganalisa, dengan beredarnya minyak mentah ini, membuat penjualan BBM di SPBU Tanjung Raman menurun.
“Normalnya, kami menjaul pertalite itu per harinya sebanyak 16 Ton. Selama dua minggu terakhir, kami jual 8 Ton per hari saja susah. Makanya order pertalite perhari kami sejak dua minggu ini kami kurang hanya 8 Ton. Diduga, ini karena beredarnya minyak mentah tadi,” tutur Radius. (Apd)