Provinsi Bengkulu belum menjadi provinsi maju, tapi Bengkulu punya pesona keindahan laut yang mengagumkan. Bengkulu memiliki keindahan daerah pesisir yang luar bisa yang mungkin tidak banyak di ketahui orang dari luar provinsi.
Ada banyak daerah pesisir yang di jadikan objek wisata. Menguntungkan memang, tapi bagi siapa? Bagi para pedagang yang membuang sampah ke laut? Atau bagi para pengunjung yang meninggalkan sampah di area pesisir pantai?
Jika kita bertanya siapa yang dirugikan, jawabannya adalah semuanya akan di rugikan. Mungkin tidak sekarang. Tapi bila perilaku buang sampah sembarangan diteruskan, mungkin sepuluh tahun dua puluh tahun lagi atau bahkan tiga puluh tahun lagi, kerusakan pesisir karena ulah manusia akan menjadi penyebab teratas rusaknya pesisir pantai Bengkulu.
Kita lihat Pantai Panjang. Dahulu sekali, sebelum dunia kemodernan mulai melanda Indonesia, pasti pernah sangat indah, sebelum bangunan-bangunan pedagang dan sampah menutupi keindahannya. Disini ada banyak aktifitas, termasuk aktifitas para nelayan yang ramah, santun dan berbudi luhur.
Di sepanjang pantai beragam keindahan alam, budaya, bahasa, kuliner, kerajinan, dan banyak lagi. Keindahan alamnya memanjang, hingga di Ujung Samudera ke arah selatan, melewati pelabuhan di Teluk Sepang. Ketika berkemah di Pantai Teluk Sepang, pada malam hari akan terlihat ratusan kunang-kunang yang berkumpul dibawah pohon-pohon. Membuat takjub, berasa seperti didunia peri.
Yang masih terjaga keasriannya adalah Pantai Linau. Air laut yang biru dan berpasir putih belum lagi banyak diketahui orang lain. Termasuk Pantai Laguna yang bersih. Hingga ke selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung, menunjukkan Bengkulu memiliki pesisir yang harusnya dapat di jaga untuk menunjang masa depan generasi berikutnya
Peran pemerintah dan kerjasama masyarakat juga sangat penting untuk menjaga agar daerah pesisir tidak mengalami kerusakan. Banyak daerah pesisir yang memiliki letak jauh dari keramayan malah memiliki keindahan yang lebih terjaga jika dibandingkan dengan daerah pesisir yang letaknya dekat dengan pusat kota.
Bila kita mampu membuat pantai kita yang kotor kembali bersih dan asri, Indonesia yang memiliki banyak daerah pesisir, mungkin ke depan seluruh daerah pemilik pantai akan belajar kepada Bengkulu. Semua kita bertugas sama untuk menjaga dan memperbaiki daerah pesisir yang kita miliki agar siapapun yang datang ke tempat kita akan selalu ingin kembali berkunjung.
Artinya, sekarang kita punya dua pilihan, menjaganya bersama-sama atau menyerahkannya hanya ke pundak pemerintah. Pilihan kedua tidak akan pernah efektif, siapa yang akan datang berwisata pada tempat yang rusak.
Jika sudah begitu, maka siapa yang membeli dagangan orang yang memiliki mata pencaharian di sekitar pesisir. Lebih fatal lagi kalau sampah merusak ekosistem. Ekosistem pesisir rusak, populasi ikan berkurang maka pendapatan nelayan juga berkurang, dan masyarakat akan kekurangan pasokan ikan. Siapa yang rugi? Maka semua tahu jawabanya. [Tota Lea/Try Popy/Komunitas Ayo Menulis Bengkulu]