BENGKULU, PB - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu sukses jadi tuan rumah seminar nasional pendidikan nonformal dengan tema “Optimalisasi Peningkatan Mutu dan Kemandirian Dalam Menciptakan Lapangan Kerja Lulusan Prodi Pendidikan Nonformal Menghadapi MEA dan Bonus Demografi 2045,” Kamis (13/07/2017) di ruang rapat utama rektorat UNIB.
Kegiatan yang menghadirkan Direktur GTK PAUD dan DIKMAS Kemendikbud sebagai keynote speaker ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik UNIB, Prof. Ir. Dwinardi. Selaku tuan rumah, Prof. Dwinardi mengucapkan selamat datang di Bengkulu kepada para guru besar, dosen pendidikan nonformal dari 15 PTN/PTS se Indonesia yang hadir dan terlibat dalam seminar ini.
Prof. Dwinardi juga sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap melalui seminar ini dapat melahirkan kesepakatan-kesepakatan, rumusan, ide, gagasan serta saran dari para akademisi yang dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak pemangku kebijakan dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nonformal di Indonesia umumnya.
Selain dihadiri Direktur GTK PAUD dan Dikmas Kemendikbud, acara ini juga dihadiri Ketua Ikatan Akdemisi Pendidikan Nonformal dan Informal se Indonesia (IKAPENFI), Prof. Dr. Supriyono, M.Pd. Dalam sambutannya Dia sangat mengapresiasi para peserta yang hadir dan mengucapkan terimakasih kepada Prodi PNF FKIP UNIB yang telah sukses menyelenggarakan seminar nasional ini.
“Saat ini IKAPENFI beranggotakan 59 PTN/PTS se Indonesia. Kami berkomitmen membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kualitas kependidikan GTK PAUD Dikmas dan senantiasa berupaya maksimal untuk memberikan ide-ide cemerlang dalam meningkatkan mutu mahasiswa dan lulusan,” ujarnya.
Selain menyelenggarakan seminar-seminar, pelatihan dan workshop terkait peningkatan kualitas kurikulum pendidikan nonformal/pendidikan informal, IKAPENFI juga ikut menyusun naskah akademik terkait tujuh jenis jabatan alumni pendidikan formal yang diminta oleh KemenPAN-RB, serta melakukan pendampingan program-program pembinaan kemasyarakatan yang diselenggarakan Kementerian Sosial, dan lain sebagainya.
“Kegiatan ini merupakan wadah silahturahmi bagi kita baik dosen-dosen pendidikan non formal maupun para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se Indonesia. Kemudian diharapkan melalui seminar ini dapat melahirkan kesepakatan-kesepakatan para akademisi tentang bagaimana meningkatan kualitas mutu dalam rangka menghadapi pemberlakuaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” tukasnya.
Berdasarkan laporan Ketua Panitia Penyelenggara, H. Rufran Zulkarnain, M.Pd (UNIB), para peserta seminar merupakan dosen-dosen program studi pendidikan nonformal dari 15 perguruan tinggi se Indonesia, antara lain dari Universitas Negeri Padang, STKIP Muhammadiyah Enrekang Sulawesi Selatan, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Singaperbangsa, Universitas Pendidikan Indonesia, UNTIRTA BANTEN, UIKA Bogor, Universitas Negeri Makassar, bahkan ada juga perwakilan dosen dari Universitas Cendrawasih Papua. Kemudian, puluhan mahasiswa program studi PNF UNIB dan mahasiswa dari luar Provinsi Bengkulu juga ikut memeriahkan kegiatan ini.
Tujuan utama seminar ini adalah untuk memperoleh keseimbangan konsep teoritis dan kajian praktis yang dapat diberikan pada mahasiswa yang sedang belajar saat ini, pada waktunya nanti mereka dapat jadi pengendali dalam kehidupan masyarakat di era MEA dan bonus demografi.
“Mahasiswa yang sedang kuliah saat ini secara umum berusia 18-20 tahun. Setelah lulus nanti berusia 38-42 tahun, yaitu 20 tahun dari sekarang. Pada saat itu, mahasiswa yang pada saat ini akan memasuki masa emasnya bangga Indonesia, tidak hanya menjadi penonton di dalam masa keemasan tersebut. Akan tetapi harus menjadi pemain atau pengendali dalam pembelajaran di masyarakat agar tercipta keseimbangan kehidupan,” papar H. Rufran. [rilis/AM]