Penanaman biji partikel pada pasien kanker paru di Tiongkok
Dalam 10 tahun terakhir, sepak terjang Tiongkok dalam dunia medis menjadi perbincangan dunia. Negeri yang tengah menjadi "rising star" dalam sains itu terbilang berani mencoba pendekatan baru dalam riset dan pengobatan penyakit, demikian dilansir laman Kompas.com.
Yang terjadi di Modern Cancer Hospital Guangzhou pada Juni lalu, tepatnya Jumat (9/6/2017), adalah salah satu buktinya. Lewat video siaran langsung, rumah sakit itu mempertontonkan dokter yang tengah melakukan terapi 3D seed-in particle pada pasien kanker paru-paru.
Dalam siaran itu, dokter spesialis kanker Cha Huang Qi yang bertugas melakukan tindakan mengatasi kanker memegang sebuah jarum. Sepintas, tindakan mirip akupunktur. Namun, ujung jarum ternyata dilengkapi dengan biji berukuran 0,8 mm yang mengandung partikel iodin yang bersifat radioaktif.
Fakta bahwa dokter menggunakan partikel radioaktif untuk melawan kanker itu mungkin mengagetkan bagi awam. Pasalnya, buku pelajaran sekolah ataupun iklan kosmetik selalu mengungkap bahwa radiasi justru bisa memicu perkembangan kanker.
Zhang Fujun, ahli kanker dari Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, "Jangkauan radiasi itu sangat sempit dan hanya akan menarget sel kanker saja. Kita sudah pertimbangkan bahwa keuntungan penanaman biji partikel dengan radiasi itu lebih besar dari kerugiannya."
3D seed-in-particle dilakukan sepenuhnya dengan teknologi tinggi. Prosedur awalnya, pasien dipindai dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memperkirakan lokasi sel kanker. Sang dokter lantas membuat cetakan 3D dari hasil MRI yang kemudian digunakan sebagai panduan saat melakukan penanaman biji partikel.
Penggunaan biji partikel itu hanya salah satu bentuk keberanian Tiongkok dalam mengatasi kanker. Terobosan lain adalah cryosurgery, teknik pengobatan kanker dengan permainan suhu. Almarhum artis Yana Zein adalah salah satu yang menerima tindakan ini dalam masa pengobatannya.
Dalam prosedur cryosurgery, dokter menggunakan gas nitrogen yang bisa menciptakan suhu hingga -160 derajat celsius. Suhu yang super dingin itu akan membuat sel kanker membeku dan akhirnya mati tanpa perlu tindakan operasi.
Penawaran penanaman biji partikel dan cryosurgery untuk pengobatan kanker yang dilakukan Tiongkok terbilang berani sebab prosedur itu sebenarnya belum menjadi standar penanganan kanker, kecuali sebagai perawatan paliatif alias pengurang rasa sakit pada stadium akhir.
Fujun memandang, penawaran itu perlu sebab pada dasarnya penanaman biji partikel sebenarnya berpotensi. "Ini bisa diterapkan jika kanker terletak di lokasi yang sulit sehingga pembedahan tidak bisa dilakukan," katanya.
"Selain itu, prosedur seperti seed-in-particle bisa meminimalkan efek samping pada sel sehat. Dengan biji partikel, radiasi hanya akan tertuju pada sel kanker, tidak seperti iradiasi lain yang ke seluruh tubuh," imbuh Fujun saat ditemui Kompas.com dalam kunjungan ke Guangzhou bulan lalu.
Bukan Cuma Pamer Teknologi Terbaru
Terobosan penanganan kanker oleh Tiongkok bukan cuma bertujuan memamerkan teknologi baru yang dikuasai. Sebab, para ahli kanker di negeri itu ternyata juga mengembangkan pendekatan yang berbasis pengobatan tradisional yang dikenal keampuhannya.
"Kami juga mengombinasikan pengobatan modern dengan pengobatan Tiongkok. Misalnya, ketika pasien dalam kondisi sangat lemas, kami tidak langsung melakukan kemoterapi atau memberikan obat kanker. Kami menguatkan dulu dengan ramuan obat China," kata Bai Haishan, dokter Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Pasien juga tidak hanya menerima pengobatan, tetapi juga penguatan psikologis. Para dokter percaya, ketika menderita kanker, pasien tidak hanya menurun kualitas fisiknya tetapi juga mengalami masalah psikolgi seperti kurangnya motivasi.
Modern Cancer Hospital Guangzhou misalnya, memberikan kesempatan kepada pasien untuk berwisata keliling kota saat kondisi memungkinkan. Di rumah sakit, sejumlah acara untuk menguatkan jiwa pasien dilakukan. Hal sederhana misalnya merayakan ulang tahun bersama.
Dai Zhuren, dokter yang menangani Yana Zein, mengungkapkan bahwa terapi psikologi sangat membantu. "Saat datang, Yana Zein kerap murung dan meminta lampu kamarnya dimatikan. Namun, dengan pendekatan psikologis, akhirnya bisa lebih ceria," katanya menjelaskan pengalaman menangani Yana Zein.
Di samping penanganan medis, rumah sakit di Tiongkok pun punya terobosan dalam menjangkau pasien. Yang dilakukan Modern Cancer Hospital Guangzhou misalnya, bukan sekadar menunggu pasien datang tetapi menjangkau pasien hingga mancanegara.
Saat ini, rumah sakit khusus kanker itu memiliki kantor cabang di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di setiap kantor cabang, ada layanan konsultasi penyakit dan kemungkinan berobat langsung ke Guangzhou.
Rumah sakit pusat di Guangzhou pun menyiapkan layanan kelas internasional. Ada sejumlah resepsionis yang akan melayani dalam beragam bahasa. Perawat pun beragam dari sisi keahlian berbahasanya sehingga juga siap membantu dokter dan pasien dalam berkomunikasi.
Pun dengan target bisnis yang pastinya dimiliki rumah sakit, para dokter di dalamnya pun melakukan kegiatan riset. Pihak rumah sakit menyatakan, riset diperlukan untuk memastikan para dokter bisa menjadi inovator sekaligus menguasai teknologi termaju. [**]