Perkembangan media sosial terus mendorong melajunya pertumbuhan industri media online beriringan dengan jumlah pengakses internet yang terus bertambah.
Pimpinan Redaksi Pedoman Bengkulu, Muammar, mengatakan, meski mengalami pertumbuhan positif, namun penggunaan media online secara positif dan konstruktif di Provinsi Bengkulu masih minim.
Terkhusus di Bengkulu, Muammar menilai, warta yang disebarluaskan masih berisi konten-konten yang justru menghambat roda pembangunan daerah dan upaya-upaya untuk mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat.
"Dengan alasan itu kami membuka Sekolah Jurnalistik Kerakyatan. Terbuka untuk umum. Disini, diskursus mengenai langkah-langkah kongkrit untuk memajukan daerah melalui pemberitaan yang positif dan konstruktif dipelajari dan dipraktekkan," kata Muammar.
Jebolan Universitas Bengkulu ini mengungkapkan, peserta tidak hanya mempelajari tentang bagaimana membuat tulisan, namun juga tentang bagaimana membuat gambar dan video yang menarik.
"Pedoman Bengkulu tidak sendiri. Kami ikut serta mengajak Rafflesia Motion dan Komunitas Ayo Menulis Bengkulu untuk membagi pengalaman mereka di sekolah ini," ungkapnya.
Sekolah yang diadakan dari tanggal 5 Agustus hingga 28 Oktober 2017 ini merupakan angkatan pertama. Muammar menegaskan, sekolah ini akan dibuat secara berkelanjutan.
"Ini merupakan salah satu bentuk sumbangsih kami untuk ikut serta membangun Bengkulu dengan tersebarluasnya pemberitaan dan informasi yang positif, konstruktif, namun dikemas dengan cara yang berkualitas, renyah, tajam, cerdas, ringan, jernih, jenaka dan ilmiah," paparnya.
Muammar berharap, maraknya penyebarluasan informasi positif dan konstruktif di Bengkulu dapat menekan laju produksi pemberitaan yang memiliki konten negatif dan destruktif (merusak mental dan jiwa generasi).
"Seperti tagline kita, Berita Sehat Menyehatkan Rakyat. Rakyat berhak mendapatkan informasi positif, informasi yang sehat, bukan hoax, bukan berita-berita yang bertendensi menjatuhkan atau terkesan mencari-cari kesalahan," tegasnya.
Usai sekolah, peserta diharapkan mampu untuk menjadi tenaga hubungan masyarakat (humas) atau komunikator di lembaganya masing-masing.
"Kalau dia mahasiswa, kita berharap dia bisa mempraktikkan apa yang ia pelajari di sekolah ini di pers kampus. Bila ia karyawan perusahaan, mereka kita harapkan bisa mengolah informasi di perusahannya masing-masing dengan baik," tukasnya.
Sementara Kepala Sekolah Jurnalistik Kerakyatan, Tedi Cahyono, mengungkapkan, pada sekolah ini setiap peserta tidak hanya dibekali materi, namun juga pengujian di lapangan.
"Akan ada simulasi untuk peserta bagaimana melakukan teknik menulis, teknik wawancara, teknik mengambil dan mengolah gambar serta audio visual," sampai Tedi.
Untuk ikut serta dalam sekolah ini, tambah Tedi, calon peserta cukup mengirimkan nomor kontak yang dapat dihubungi dan biodata diri ke email pedomanbengkulu@gmail.com.
"Meski ini merupakan sekolah perdana, tapi kami berusaha memberikan yang terbaik agar tujuan sekolah ini tercapai," demikian Tedi. [RN]