JAKARTA, PB - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi, penghargaan yang tinggi kepada seluruh kementerian, kemenko, dan lembaga-lembaga yang terkait atas hasil survei yang mempunyai kredibilitas yang sangat tinggi dan ini kelasnya internasional, yaitu Gallup World Poll (GWP) yang menempatkan Indonesia pada peringkat pertama sebagai negara yang pemerintahnya dipercaya masyarakat.
“Ini hal yang sangat penting, sangat mendasar sekali, dalam kita bekerja. Kalau sudah dipercaya oleh rakyat itu bekerjanya akan lebih mudah,” kata Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/7) pagi.
Menurut Presiden, peluang dan momentum seperti ini harus betul-betul digunakan dalam memutuskan hal-hal yang sulit, karena kalau sudah dipercaya itu memutuskan yang sulit menjadi lebih mudah. “Tetapi sekali lagi tahapan-tahapan komunikasi kepada masyarakat harus terus dilakukan,” pesannya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hasil Survei Gallup World Poll (GWP) menempatkan Indonesia sebagai negara yang pemerintahnya paling dipercaya oleh masyarakat, yakni sebesar 80 persen. Pencapaian ini meningkat 28 persen dibandingkan angka tingkat kepercayaan 10 tahun lalu, yakni 2007, yang hanya mencapai 52 persen.
Angka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), seperti Amerika Serikat (30 persen), Inggris (31 persen), Jerman (55 persen), dan Perancis (28 persen). Sementara negara yang tak tergabung dalam OECD juga masih di bawah Indonesia, yakni India (73 persen), Brasil (26 persen), dan Afrika Selatan (48 persen).
Presiden Jokowi mengaku kaget membaca hasil survei yang menempatkan Indonesia di peringkat teratas itu, kemudian Swiss, di bawahnya India, di bawahnya lagi Luksemburg, di bawahnya lagi Norwegia, diikuti oleh Kanada, Rusia, Turki, Selandia Baru, dan Irlandia.
“Tapi berada pada puncak kepercayaan di atas negara-negara lain, saya kira ini merupakan kepercayaan rakyat kepada pemerintah yang sangat besar sekali,” ujar Presiden Jokowi.
Secara tidak langsung Presiden menyindir pemberitaan media yang dilihatnya, dimana seperti India saja, nomor tiga semua koran itu keluar semuanya, semua media itu keluar semuanya.
“Tapi kita nomor satu enggak ada yang keluar. Tapi enggak apa-apa ini sebuah anu untuk kita, yang akan memacu kita semuanya untuk memperbaiki,” kata Presiden Jokowi.
Presiden kembali memberikan apresiasi khususnya kepada kementerian-kementerian dan lembaga yang telah menjalankan pelayanan publiknya secara efektif, merespons secara cepat keluhan-keluhan yang ada, tanggap secara cepat dan ini dalam rangka melindungi masyarakat.
Apresiasi Polri dan BNN
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga memberikan apresiasi kepada jajaran Polri, BNN, dan pihak-pihak yang terkait atas penangkapan besar-besaran dan serentak, dan pengungkapan penyelundupan sabu seberat 1 ton di dermaga eks Hotel Mandalika di Serang Banten.
“Ini juga sebuah penangkapan yang sangat besar dan kita harapkan hal-hal seperti ini terus didorong agar negara kita terhindar dari darurat narkoba,” tutur Presiden Jokowi.
Sidang Kabinet Paripurna itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menlu Retno Marsudi, Menhan Ryamizard Ryacudu, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menkominfo Rudiantara.
Selain itu Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menperin Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PANRB Asman Abnur, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menhub Budi K. Sumadi, Jaksa Agung Prasetyo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. [AM]