BENGKULU, PB - Kekecewaan menyelimuti hati para pengunjung habitat bunga rafflesia arnoldii di hutan Bukit Barisan, Bengkulu Tengah, Bengkulu. Satu bunga langka yang tengah mekar tampak terlapisi cat pilox.
"Kesan alami hilang karena bunga sudah berubah warna merah tua, setelah pengelola memberi cat jenis pilox warna merah," kata seorang pengunjung, Tantra Yuda, Kamis (29/6).
Seperti dilansir Antara, dia mengatakan pengelola kawasan itu memberi cat pilox merah pada bunga yang aslinya mulai menghitam karena sudah mekar pada hari keempat atau kelima. Diduga langkah pengelola itu dilakakukan untuk mempertahankan warna merah bunga rafflesia arnoldi itu.
Akan tetapi ternyata anggapan pengunjung ternyata berbeda. Tantra menyebut seharusnya bunga tersebut dibiarkan alami sesuai siklusnya.
"Sebaiknya dibiarkan saja alami, jangan dilapis cat. Pengunjung merasa tertipu kalau begini," kata dia.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan, mengatakan sudah mengingatkan pihak pengelola untuk tidak mengecat bunga yang merupakan flora dilindungi itu.
"Kami sudah mengingatkan pengelola untuk tidak mengecat bunga itu karena bisa memperburuk citra wisata Bengkulu," kata Sofian.
Sofian mengatakan habitat bunga langka rafflesia arnoldi di wilayah Bengkulu Tengah, Kaur dan Bengkulu Utara selama ini mampu menarik turis asing dan nusantara.
Ia memperkirakan pengelola sengaja mengecat bunga tersebut agar tahan lama. Mengingat, jumlah pengunjung saat musim libur lebaran kali ini meningkat.
Meski demikian, alasan itu menurut Sofian tidak dapat dibenarkan. KPPL Bengkulu berencana melaporkan perbuatan pengelola itu kepada pihak berwenang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). [AM]