BENGKULU SELATAN, PB – Komisi III DPRD Bengkulu Selatan menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah Hasanudin Damrah (RSUD HD) Manna. Sidak ini dilaksanakan guna memastikan adanya informasi mengenai kosongnya kantong darah di rumah sakit tersebut.
Dalam sidak ini, DPRD Bengkulu Selatan bukan hanya menemukan kantong darah kosong namun para legislator juga mendapati bahwa mesin cuci darah di rumah sakit milik pemerintah daerah itu juga tidak beroperasi.
“Sudah banyak yang mengeluhkan kondisi ini. Ini harus menjadi perhatian serius, secepatnya alat cuci darah ini segera dioperasikan. Agar warga kita yang ingin cuci darah tidak perlu lagi pergi ke Bengkulu, cukup di Manna saja,” tegas Ketua Komisi III DPRD BS Isurman.
Sementara itu Direktur RSUD Hasanudin Damrah Manna drg Adhe Ismunandar Sp.BM mengatakan bahwa kondisi alat tersebut baik dan tidak ada kerusakan.
“Permasalahannya, kalau dulu kita terkedala ruangan yang belum standar, tapi sekarang sudah dibangun. Permasalahan lainnya tenaga kita baru disiapkan, kalau pelatihannya sudah tinggal lagi dilakukan refresh nanti akhir bulan. Selain itu juga terkait dengan perizinan, untuk melakukan cuci darah ini rumah sakit harus ada izinnya. Untuk itu, besok tim dari Pernefri dari Palembang, besok baru akan tiba di sini,” jelas Adhe.
Secara kebetulan, pada saat Sidak Komisi III juga berada di lokasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan yang juga mantan Direktur RSUD HD Redhwan Arif. Menurut Redhwan, pada awalnya alat cuci darah yang ada di RSUD HD Manna berjumlah dua unit, namun untuk beroperasi dan mendapatkan izin operasi, sesuai aturan yang ada minimal berjumlah empat unit. Sehingga tahun lalu mendapat tambah dua unit melalui kerjasama dengan salah satu perusahaan dari Jerman.
“Selain perizinan dan tenaga SDMnya, selanjutnya RSUD HD juga masih menunggu kerjasama dengan BPJS agar masyarakat yang punya kartu BPJS, KIS dan Jamkesda bisa cuci darah secara gratis. Karena kalau tidak ada kerjasama, biayanya terasa mahal, untuk satu kali cuci darah biayanya mencapai Rp 1,5 juta,” tambah Redhwan.
Anggota komisi III lainnya Gunadi Yunir meminta kepada RSUD HD agar segera menyelesaikan perizinan, kerjasama dengan BPJS serta persiapan lainnya agar segera beroperasi.
“Secepatnya, tapi mungkin paling lambat Oktober nanti sudah beroperasi seperti yang diusulkan Pak Kadis tadi,” tegas Gunadi Yunir.
Anggota komisi III lainnya Hatta Endritta meminta kepada Dinas Kesehatan dan RSUD HD Manna agar menjalin komunikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Untuk diketahui, bahwa Sidak yang digelar oleh komisi III ini sebagai bentuk fungsi pengawasan lembaga dewan terhdap pelayanan kesehatan di Bengkulu Selatan. Sidak tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi III DPRD BS Isuman dan diikuti oleh anggota komisi Dahun Rosyadi, Gunadi Yunir, Hatta Endrita, Haswat dan Yadera Suid. [Apd/Prw]