BELITUNG, PB- Penanganan darurat banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada Minggu (16/7) terus dilakukan. Melalui rapat kordinasi, diputuskan bahwa masa tanggap darurat banjir selama 14 hari yaitu 15-28 Juli 2017.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memimpin rapat koordinasi penanganan darurat di Belitung didampingi Wakil Gubernur Babel, Bupati Belitung, Bupati Balitung Timur, dan perwakilan Kementerian/Lembaga, pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan lainnya. "Percepatan penangan darurat banjir perlu dilakukan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas normal. Posko tanggap darurat agar segera diaktivasi," kata Willem dalam keterangan pers, Selasa (18/7).
Adapun masa tanggap darurat di Provinsi Babel ditetapkan melalui surat keputusan gubernur, sedangkan di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur melalui keputusan bupati.
Willem mengatakan, dengan penetapan masa tanggap darurat bencana, maka pemerintah dapat memberikan bantuan pendampingan, memudahkan koordinasi, komando dan pelaksanaan percepatan tanggap darurat. "Struktur organisasi pos komando tanggap darurat juga harus segera ditetapkan," kata dia.
Selain itu, hal ini memudahkan akses dalam pengerahan personel, sumber daya, keuangan dan lainnya sesuai peraturan, sehingga operasi tanggap darurat dapat dilakukan cepat.
Willem menambahkan, BNPB akan mengkoordinasikan potensi nasional untuk membantu pemda mengingat di Belitung Timur belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sehingga menyulitkan penanganan. Apalagi pascabencana, pendanaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akan sulit disalurkan. "Ini menjadi pembelajaran pentingnya BPBD dibentuk di daerah karena UU Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan demikian," kata dia.
Begitu halnya dengan BPBD Belitung yang digabung dengan organisasi lain, maka akan menyulitkan.
BNPB kata dia, telah mengerahkan dua helikopter untuk menjangkau daerah yang sulit diakses. Selain itu, memberikan bantuan dana siap pakai ke BPBD Provinsi Babel. "Bantuan logistik juga kita salurkan," kata dia.
Sementara cuaca buruk juga menghambat penanganan darurat. Dia berharap BMKG dapat memberikan informasi cuaca terkini di posko. Sebagai gambaran, pagi ini Selasa (18/7) hujan deras disertai angin kencang melanda Pulau Belitung. Kondisi ini menyebabkan penanganan darurat terhambat dan akses menuju lokasi yang terendam banjir juga makin tidak mudah.
"Bagaimana prediksi ke depan. Jika terjadi hujan dan cuaca buruk bagaimana rencana kontinjensi dan operasinya? Ini harus kita siapkan bersama" tambah Willem.
Hingga saat ini ribuan masyarakat masih mengungsi. Di Belitung Timur terdapat 355 KK atau 3.737 jiwa mengungsi tersebar di 21 titik. Jumlah ini dapat bertambah karena belum semua terdata. Jembatan dan jalan yang rusak belum dapat dilalui kendaraan. [rilis/AM]