Antispasi Bahaya Narkoba Dimulai dari Keluarga
BENGKULU, PB - Mencegah dan mengantispasi penyebaran dan penyalahgunaan Narkoba di kalangan masyarakat, terutama dikalangan pemuda, perlu adanya antsipasi dan kepedulian dari mulai keluarga.
Untuk itulah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Bengkulu, menggelar seminar anti Narkoba, di hotel kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu, Selasa (29/8).
Hadir dalam acara tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Provinsi Bengkulu, Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas PMD Provinsi, serta narasumber yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Jakarta.
Seminar tersebut ditujukan khusus bagi Ibu-ibu PKK kabupaten dan kota Bengkulu serta dari Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu, yang diikuti sebanyak 100 orang peserta.
Adapun tujuan dilaksanakannya seminar tersebut, untuk memberikan wawasan kepada orang tua, khususnya ibu rumah tangga tentang bahaya narkoba dalam keluarganya, yang dapat mengancam kehidupan dan masa depan anak-anak mereka.
Hal itu diungkapkan ketua TP PKK Provinsi Bengkulu Derta Wahyulin Rohidin Mersyah, dimana, menurutnya, orang tua harus tahu apa itu narkotika dan obat-obat terlarang serta ancaman bahayanya bagi generasi muda.
“Jangan sampai orang tua tidak tahu bahwa anaknya melakukan penyalahgunaan Narkoba di rumahnya,” tutur Derta Wahyulin Rohidin, saat memberikan kata sambutannya.
Untuk itulah, lanjutnya, orang tua harus memonitor dan memberikan kegiatan positif pada anak-anaknya.
“Perlu dibangun ikatan emosional yang harmonis antara orang tua, anak dan lingkungan masyarakat dalam suasana kekeluargaan, “ kata Berta.
Dengan seminar anti Narkoba ini, sebut Berta, para orang tua dapat mengenal semua jenis Narkoba, memahami bagaimana penyalahgunaan dan tahapan pemakaian Narkoba tersebut, jika hal tersebut terjadi di dalam keluarganya.
“Saya harap peserta seminar dapat menjadi motivator atau kader anti narkoba, sehingga nantinya dapat mensosialisasikan bahaya narkoba dan berani melaporkan kepada aparat jika menemukan orang yang memakai ataupun menjual narkoba,” tegas istri orang nomor satu di Provinsi Bengkulu ini.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, melalui Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Hamka Sabri menyampaikan, Narkoba sangat sulit terdeteksi, baik di Desa maupun di perkotaan, sehingga perlu adanya partisipasi masyarakat, orang tua maupun pemuda dan mahasiswa.
“Sasaran Narkoba kini adalah pemuda, khususnya pelajar yang terkena 27 persen penyalahgunaan Narkoba, akan meningkat terus jika para orang tua, pemuda dan masyarakat tidak ada kepedulian untuk menolaknya,” kata Hamka Sabri, membacakan sambutan Plt Gubernur.
Diungkapkan lebih jauh, saat ini jumlah pengguna Narkoba di Indonesia mengalami peningkatan. Dimana, pada tahun 2016 saja, diperkirakan angka prevelensi pengguna Narkoba mencapai 4,1 juta orang atau 2,2 persen. Dengan angka kerugian material sebesar lebih kurang 63 triliun.
“Dengan daya rusak seperti itu, kejahatan Narkoba digolongkan dalam kejahatan luar biasa dan serius, sehingga menjadi ancaman nyata yang perlu penanganan serius dan mendesak,” ungkap Hamka Sabri, sekaligus membuka secara resmi seminar tersebut. [AM/Bis]