BENGKULU, PB - Rabu (2/8/2017), Camat Singaran Pati, Syaiful Anwar, menjemput Nurjahuda Khairadin (7) warga Jalan Semangka 4 RT 12 Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati yang divonis mengalami jantung bocor di Bandara Fatmawati Sukarno.
Anak pasangan Tanti Nurhayati (30) dan Yudi Nusam (33) itu akan menjalani operasi di Jakarta pada bulan Januari 2018 mendatang. Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Nurjahuda berhasil mendapatkan penanganan medis di Jakarta berkat program Jemput Sakit Pulang Sehat (JSPS).
Segala kebutuhan Nurjahuda selama di Jakarta ditanggung bersama oleh para donatur dan warga yang tergabung dalam JSPS.
JSPS sendiri terus membesar. Saat ini, gerakan sosial ini telah diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari ASN, TNI/Polri, politisi, akademisi, aktifis, pengusaha, pekerja media dan lain sebagainya.
Diinisiasi oleh Walikota Bengkulu Helmi Hasan, program ini mendulang dukungan mulai dari Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung, Dandim 0407 Bengkulu Letkol ARH Osmar Silalahi, anggota DPRD se Provinsi Bengkulu, hingga para kepala camat dan lurah.
Salah seorang relawan JSPS Budi Agustian, mengatakan, JSPS berawal dari keprihatinan akan masih banyaknya masyarakat kurang mampu dalam mengakses kesehatan. Dengan adanya program ini maka diharapkan masyarakat tersebut mendapatkan hak untuk hidup sehat.
"Selain itu kita harapkan program JSPS ini bisa menggedor empati atau kepedulian masyarakat terhadap masyarakat lain yang tinggal di sekitar mereka yang sakit," katanya.
Ia mengaku JSPS ini murni gerakan sosial yang bisa diikuti oleh siapa saja yang punya rasa peduli terhadap kesehatan warga yang kurang mampu.
"Kita ingin mengajak seluruh orang untuk bahu membahu membantu masyarakat, khususnya warga yang kurang mampu," imbuhnya.
Bantuan yang diberikan relawan pun tak mesti dalam bentuk uang. Budi mengatakan, sebenarnya yang paling dibutuhkan masyarakat kurang mampu adalah bantuan moril dan pendampingan.
"Misal kalau selama ini mereka susah urus BPJS, karena didampingi kita jadi lebih mudah. Begitu juga misalnya soal rujukan, mereka ini kan sering tidak dianggap oleh rumah sakit, tapi kalau ada relawan kan bisa dibantu," paparnya.
Sementara itu, relawan lain, Teuku Zulkarnain menyampaikan, program ini sudah banyak dirasakan positif oleh masyarakat.
"Selama ini kita bantu dengan dana pribadi. Karena memang pemerintah tidak punya anggaran untuk program ini," ujar Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu ini.
Sebagai gerakan, JSPS memiliki group koordinasi WhatsApp yang selalu rutin memantau keberadaan warga miskin yang sakit, mengkoordinasikan kebutuhan warga tersebut, mendampinginya hingga kembali sehat kepangkuan keluarga.
Dalam group tersebut terdapat pejabat rumah sakit, kepala-kepala dinas kesehatan, BPJS Kesehatan dan pihak-pihak terkait lainnya yang memudahkan warga kurang mampu untuk mendapatkan penanganan medis dengan cepat dan sistematis. [CHO]