[caption id="attachment_47788" align="aligncenter" width="650"] Ilustrasi[/caption]
BENGKULU SELATAN, PB – Peletakan batu pertama Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Rumah Quran Yayasan Bengkulu Madani oleh Plt Gubernur, Bengkulu Rohidin Mersyah dan Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud di Desa Dusun Baru Kecamatan Seginim, Selasa (22/8/17) di samping membawa kebahagiaan, ternyata juga menyimpan kekecewaan bagi warga. Apa sebabnya?
Kekecewaan warga dipicu persoalan kecil, terkait hidangan makan siang yang disiapkan pihak catering untuk makan siang bersama Plt Gubernur Bengkulu, Bupati Bengkulu Selatan dengan warga dan undangan.
Makan siang bersama warga terpaksa dibatalkan karena Bupati dan Gubernur harus melanjutkan perjalanan ke Desa Muara Tiga Kecamatan Kedurang untuk mengunjungi rumah korban gantung diri karena depresi anaknya menjadi korban kejahatan seksual.
Kekecewaan warga mencapai klimaksnya saat pihak catering membereskan dan mengangkut hidangan prasmanan yang sudah siap disantap.
Pihak catering mengangkut dan membereskan hidangan prasmanan dengan dalih Bupati dan Gubernur batal makan siang bersama warga di Desa Dusun Baru.
Padahal, warga yang sudah antre mengambil makanan di meja hidangan prasmanan pun dicegah pihak catering. Alhasil, warga yang sudah antri pun batal makan siang. Inilah yang menjadi pemicu kekecewaan warga.
“Ngapau, mentang-mentang Bupati dan Pak Gubernur ndiak jadi makan di sini, kami jugaw ndiak buliah makan di sini. Kalu ndiak kak habis dengan Bupati sughang stitu. Amau kali lagi, jangan dihidangka amau ndik buliah makan stini. Kalu tanci rakyat nila batan beli makanan tu,” ketus salah seorang warga dengan bahasa Selatan.
Pantauan di lapangan, bukan hanya warga yang tidak jadi makan siang, bahkan jajaran pejabat dan pemerintahan pun terpaksan gigit jari.
Seperti Kapolsek Seginim dan jajarannya, Lurah Pasar Baru dan rombongan Kepala Desa yang menghadiri undangan.
Kekesalanpun juga datang dari pihak Pemerintah Desa setempat. Merekapun seakan merasa dipermalukan atas tindakan tersebut.
Bagaimana tidak, warga yang sudah antre makan siang, batal makan lantaran hidangan sudah diangkut paksa. Yang membuat malu lagi, santapan makanan siang yang telah disiapkan oleh catering dihidangkan di lokasi Kantor Desa. [Apd]