BENGKULU, PB - UNESCO menetapkan warisan hutan tropis wilayah Sumatera termasuk dalam daerah yang terancam kepunahannya. Hal ini di sampaikan Plt. Sekda Provinsi Bengkulu Gotri Suyadi, saat menghadiri Rapat Koordinasi Penguatan Ruang Dialog Ketahanan Budaya di Kawasan Warisan Alam The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS) Dalam Rangka Pemantapan Ketahanan Seni dan Budaya Sebagai Perekat Bangsa, Senin (31/7/2017).
Menurut Gotri, permasalahan utama dari isu yang berkembang dari TRHS antara lain adalah deforestasi, perambahan kawasan akibat ekspansi pertanian, kelapa sawit, karet, kopi dan sebagainya, penebangan liar dan perburuan yang dapat mengakibatkan habitat dari sejumlah besar spesies terancam punah.
Permasalahan tersebut, lanjut Gotri, perlu di sikapi dan dicari solusi untuk menyelamatkan warisan dunia tersebut.
“Dibutuhkan inisiatif pengelolaan kolaboratif diseluruh tingkat mulai dari tingkat lokal, nasional, regional dan internasional sehingga nanti seluruh potensi dikawasan TRHS dapat kita selamatkan,” jelas Gotri.
Sejalan dengan itu, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Dalam Negeri RI, Nuryanto menjelaskan bahwa TRHS memiliki manfaat yang sangat besar bagi dunia, maka dari itu dulu bank dunia mencanangkan kawasan ini adalah paru – parunya dunia, khususnya di Indonesia hutan di Indonesia itu adalah paru – parunya dunia.
Diperlukan kesepakatan komitmen yang kuat untuk tetap menjaga Tropical Rain Forest ini tetap seperti apa adanya, karena di dalamnya berisi ragam budaya, adat – istiadat di seluruh 7 Provinsi di Sumatera termasuk didalamnya hewani dan hayati.
“Ini pengaruhnya di Internasional adalah iklim, begitu terganggu kawasan ini, iklim dunia global terganggu. Pengaruh setiap jengkal kawasan hutan yang ada di Indonesia sangat besar terhadap perubahan iklim dunia,” jelas Nuryanto.
Ia pun mengajak untuk memaknai pertemuan ini, serta serius mencermati program – program baik itu Provinsi maupun Kabupaten/Kota agar sesuai dengan Nawacita yang ada saat ini.
“Kita mengantisipasi yang akan terjadi kedepan sekaligus merawat serta melestarikan apa yang kita miliki,” ungkap Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Nuryanto.
Acara ini di ikuti kurang lebih 150 orang yang terdiri dari Pejabat dari 16 Kementerian Lembaga terkait, Gubernur dan Pejabat dari 7 Provinsi di Sumatera, 26 Bupati/Walikota 26 di Sumatera, Komunitas masyarakat, dunia pendidikan dan usaha.
Keunikan keindahan dan alam dari The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS) mempunyai nilai penting bagi habitat, untuk konservasi spesies endemik termasuk satwa kharismatik Sumatera seperti Gajah, Harimau, Badak, Orang Utan dan peran pentingnya bagi kelangsungan proses ekologi dan goelogi alam global.
Kawasan TRHS sendiri meliputi 3 Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh dan Sumatera Utara, Taman Nasional Kerinci Seblat (Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Selatan) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung) dengan total luas kawasan 2,5 Juta Hektar sehingga menjadi salah satu kawasan konservasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. [AM/Bis]