BENGKULU, PB - Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jambi menggelar workshop peningkatan karakter peserta didik dan komunitas pendidikan melalui internalisasi cagar budaya di Provinsi Bengkulu. Hal ini dilakukan agar lebih menghayati nilai-nilai yang terkandung dan melekat pada objek cagar budaya yang dimiliki Indonesia.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi Muhammad Ramli menjelaskan, dengan mengenal cagar budaya di kotanya, diharapkan membuka kesadaran pelestarian cagar budaya di masa mendatang.
“Adanya interaksi peserta dengan cagar budaya, diharapkan nilai-nilai kebangsaan dapat tertanam lebih dalam, dalam rangka peningkatan karakter dan penguatan jati diri,” ucap Muhamad Ramli, baru-baru ini.
Kegiatan internalisasi cagar budaya ini, dilaksanakan di Bengkulu karena Bengkulu memiliki banyak bangunan dan benda cagar budaya yang mempunyai nilai historis.
Menurut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) Harry widianto, perlibatan publik terhadap pusat-pusat cagar budaya sangat penting sehingga banyak komunitas pelajar dan masyarakat berpartisipasi dalam rangka mendekatkan cagar budaya kepada masyarakat.
Lebih lanjut disampaikannya, balai besar cagar budaya pada tahun 2017 telah melakukan kajian untuk merevitalisasi rumah Bung Karno. Tahun 2018 akan dilakukan penataan halaman dan interior kediaman presiden pertama Indonesia ini saat diasingkan di Bengkulu.
“Penataan halaman dan interior akan dilakukan agar lebih mempunyai makna dalam menyampaikan informasi tentang sejarah rumah pengasingan Bung Karno selama di Bengkulu,” kata Harry Widianto.
Sementara itu, Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengapresiasi internalisasi cagar budaya yang dilakukan Balai Pelestari Cagar Budaya Jambi.
“Kegiatan internalisasi itu, sesungguhnya bagaimana menanamkan nilai-nilai cagar budaya yang patriotik, nasionalisme, keberanian dan cinta tanah air,” tegas Rohidin.
Dalam workshop peningkatan karakter peserta didik dan komunitas pendidikan yang dilaksanakan selama tiga hari di halaman rumah pengasingan Bung Karno dan Benteng Marlborough ini, menampilkan pertunjukan seni melukis dan teatrikal monolog dan lomba merangkai seni tradisi bertema cagar budaya serta pelatihan pemamdu wisata.
“Jika disampaikan dalam gerak, nada, tutur dan coretan seperti ini, saya kira nanti semua peserta terlibat aktif sehingga membekas bagi anak-anak dan tenaga pendidikan,” tutup Plt. Gubernur. [AM/Bis]