Melihat pentingnya menumbuhkan minat baca masyarakat yang masih teramat rendah saat ini maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Gerakan Literasi Nasional. Bekerjasama dengan Balai Pustaka, BUMN, dan pihak swasta terkait, tim ini melakukan suplai buku, membuat Taman Bacaan Sekolah, Taman Bacaan Masyarakat, Taman Bacaan Keliling dan Taman Bacaan Digital.
Apa yang di kampanyekan pemerintah diatas gaungnya langsung direspon positif oleh masyarakat luas dengan membangun komunitas maupun aktifitas literasinya secara mandiri. Banyak dari komunitas tersebut bergerak atas inisiatif dan kesadaran sendiri, rela berkorban merogoh kocekpribadi untuk membeli buku, atau merelakan koleksi buku pribadinya sebagai inventaris taman bacaan, juga menggalang buku dari orang-orang yang peduli terhadap kemajuan dunia literasi.
Terkait gerakan literasi yang tengah marak bergelora ini, Sukir Anggraeni dari www.berdikarionline.com berkesempatan mewawancarai Dedy Ahmad Hermansyah dari Komunitas “Teman Baca” asal Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Berikut petikannya.
Saya mendengar kabar gaung aktifitas literasi Komunitas Anda sudah demikian maju dan massif, bolehlah sharing cerita dan pengalaman kepada kita disini agar bisa menyemangati teman-teman di kota lain yang masih berjuang – berjibaku membangun aktifitas literasinya?
“Saya masih belum tahu apakah gerakan literasi yang saya inisiasi bersama teman-teman di komunitas kami, yakni Teman Baca sudah tergolong maju atau belum. Yang jelas, memang gelagatnya cukup menggembirakan. Khusus untuk tahun ini 2017 ada beberapa target kami di komunitas yang satu-satu mulai goal”,
Beberapa target kami di komunitas yang sudah goal yang saya maksud di atas adalah: pertama, terbangunnya ajang kumpul bareng antar komunitas literasi di Kota Mataram; kedua, kami akhirnya punya keberanian menerbitkan buku sendiri; ketiga, kami sudah memulai kerja-kerja menyebarkan virus literasi ke segala pelosok desa di Pulai Lombok.
Bisa ceritakan sejarah terbentuknya Komunitas Teman Baca ini?
Teman Baca sejarah awal terbentuknya adalah atas inisiasi pribadi. Saya ajak beberapa teman untuk membikin gerakan literasi bareng sekaligus menyalurkan hobi membaca. Lalu Oktober 2016 kami beranikan diri ngelapak buku bacaan di Taman Udayana Kota Mataram Nusa Tenggara Barat, juga ngelapak saat akhir pekan di acara car free day. Waktu itu kami masih belum punya nama. Nama Teman Baca sendiri baru ditemukan setelah sebulan kemudian. Dan kami mempunyai tagline atau motto yakni: “Banyak Teman, Banyak Baca”.
Apa yang sudah dilakukan komunitas Teman Baca sejauh ini?
Kami ngelapak tiap akhir pekan di Taman Kota Udayana. Walaupun sekarang libur dulu karena kami akan konsen melaksanakan kegiatan jelajah literasi. Kami juga sering membikin kelas menulis kreatif,.juga kelas jurnalisme warga. Kami sudah punya sekretariat sendiri yang bisa dikunjungi warga untuk membaca. Kami ikut menggerakan lini penerbitan. Dan, Alhamdulillah, Maret silam kami sudah menerbitkan buku berjudul “Pawon”, yakni sekumpulan esai yang ditulis oleh Maia Rahmayati, perempuan yang sangat produktif menulis.
Adakah cerita menarik Teman Baca pada awal terbentuk dan berkegiatan?
Pekan pertama nyaris tak ada yang datang singgah membaca. Anak-anak kecil pun kecewa karena tak ada buku yang bisa dibaca sesuai dengan pengetahuan dan jenjang usianya. Dari pengalaman itu kami kemudian perlahan melengkapi referensi buku, khususnya bacaan untuk anak-anak.
Maka di pekan – pekan berikutnya mulailah banyak yang datang berkunjung. Teman Baca pun mulai dikenal khalayak Kota Mataram. Dan di Oktober itu dimana kami pertama kali ngelapak kami sepakati menjadi hari jadi komunitas Teman Baca.
Jadi komunitas kami tergolong masih sangat baru. Meski demikian, langsung dikenal oleh komunitas-komunitas literasi lain.
Bahkan Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat pada 17–21 Mei 2017 mengadakan “Pembinaan Komunitas Baca di Daerah” dan mengutus perwakilan Komunitas Teman Baca untuk mengikuti Bimbingan Teknik literasi di Jakarta.
Teman Baca saat ini tengah disibukkan oleh apa?
Teman Baca bersama beberapa komunitas kecil di Mataram mencoba membuat pesta literasi yang kami namai dengan “Pesta Batur”. Acara ini sekaligus sebagai ajang berkumpulnya komunitas literasi di Nusa Tenggara Barat dan telah sukses terlaksana awal tahun ini.
Saat ini juga Teman Baca menggerakkan kegiatan bernama Jelajah Literasi yang bentuknya serupa pustaka keliling, kami datangi pelosok-pelosok desa di Lombok setiap hari Sabtu dan Minggu di akhir pekan, lalu menggelar lapak baca, membuat kelas menulis untuk pemuda desa, kelas mendongeng dan lain-lain.
Jelajah literasi menjadi fokus kerja Teman Baca sekarang ini, berjangka panjang dan akan dikerjakan sampai awal tahun depan. Harapan dan ambisi besar Teman Baca adalah menemukan, melahirkan benih-benih pekerja gerakan literasi di kampungnya masing-masing.
Berapa jumlah koleksi buku Teman Baca? Terdiri dari buku apa saja?
Koleksi buku Teman Baca awalnya dikumpulkan dari buku-buku pribadi saya yang saya beli setiap bulan. Sebagian besar buku curah atau buku obral. Kemudian dari beberapa teman juga dari beberapa lembaga yang biasa donasi buku untuk komunitas turut menyumbang buku. Bahkan ada yang langsung transfer uang dan mempercayakan kami sepenuhnya untuk membeli buku.
Total koleksi Teman Baca saat ini ada sekitar 800-an buku, didominasi oleh buku sastra, lalu buku sejarah, sosial politik dan buku-buku anak. Juga ada majalah tapi 75 persen adalah buku sastra.
Apa rencana kedepan yang akan dilakukan Teman Baca?
Saya informasikan juga, langkah yang tengah direncanakan adalah membikin diskusi berseri dengan beragam tema. Kami tidak membatasi diri pada tema yang langsung bersentuhan dengan isu literasi. Dalam waktu dekat Teman Baca akan menggelar “Seri Diskusi Agraria”, lalu dilanjutkan dengan “Seri Diskusi Kesenian dan Kebudayaan”.
Dimana alamat Teman Baca? Agar teman-teman bisa singgah atau sengaja berkunjung bila sedang berada di Kota Mataram.
Sekretariat Teman Baca ada di Jalan Pemuda Nomor 4 (Samping Gereja Bethlehem), Kelurahan Dasan Agung Baru, Kota Mataram – Nusa Tenggara Barat. ***
Sumber : Berdikari Online