Gelar Pelaksana Tugas (Plt) di depan kata Gubernur Bengkulu yang selama ini disandang oleh Rohidin Mersyah telah dicopot. Hal ini seiring dengan telah dilantiknya Rohidin sebagai gubernur defenitif oleh Presiden Joko Widodo tepat satu hari setelah Hari Peringatan Anti Korupsi Sedunia di Istana Merdeka Jakarta, Senin (10/12/2018).
Setumpuk harapan bertengger di pundak mantan wakil bupati Bengkulu Selatan tersebut di sisa dua tahun efektif masa tugasnya sebelum berakhir pada awal tahun 2021 mendatang. Harapan terbesar adalah melanjutkan komitmen untuk memerangi kemiskinan dan pengangguran, dua persoalan besar yang memicu banyaknya tindak kriminal di tengah-tengah warga masyarakat.
Perlahan, namun pasti, sejumlah program yang dijalankan oleh Gubernur Bengkulu ke-10 ini telah dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat, khususnya pada bidang pembangunan infrastruktur, sejak ia masih seorang pelaksana tugas. Secara kasat mata pembangunan ini tampak di Kota Bengkulu di sepanjang jalan Pantai Panjang, destinasi wisata primadona warga masyarakat Bengkulu.
Namun perbaikan infrastruktur jalan pariwisata hanya sepotong kecil dari harapan warga masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi Bengkulu. Rakyat butuh jalan tol, rakyat butuh kereta api, rakyat butuh pelabuhan dan bandar udara bertaraf internasional, dimana semua pembangunan itu hendaknya tidak diarahkan semata untuk kemudahan bagi para investor atau pemodal besar, namun justru diutamakan untuk kemudahan rakyat membawa komoditas yang mereka miliki ke pasar dunia demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat itu sendiri.
Saat ini rakyat juga masih membutuhkan pendidikan serta kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, bukan hanya pada tingkat dasar, namun hingga tingkat tertinggi, baik di perkotaan, maupun di pedalaman-pedalaman. Rakyat butuh sekolah-sekolah modern yang memiliki kelengkapan alat untuk mengasah keterampilan mereka serta perpustakaan yang lengkap untuk melihat dunia secara luas. Rakyat butuh rumah sakit-rumah sakit yang memiliki alat-alat canggih, pelayanan yang ramah, namun tidak alergi terhadap rakyat miskin yang tak berduit.
Untuk dapat memenuhi semua harapan tersebut, Gubernur Rohidin Mersyah tentu membutuhkan pendamping wakil gubernur yang mumpuni yang dapat membantunya mengontrol jalannya roda birokrasi, memiliki kemampuan manajerial yang handal, memiliki konstituen yang banyak, dan jaringan politik yang luas sehingga proposal-proposal pembangunan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak kandas di tangan DPRD Provinsi Bengkulu serta dapat menggalang harmonisasi pembangunan dengan Pemerintah Kota/Kabupaten.
Sedemikian penting pendamping yang tepat itu karena sejumlah janji kampanye masih menunggu untuk direalisasikan oleh Gubernur yang sebelumnya menjadi wakil dari mantan Gubernur Ridwan Mukti tersebut. Misalnya tentang upaya untuk menjadikan Bengkulu sebagai gerbang ekonomi sekaligus sebagai pusat destinasi wisata terkemuka di Sumatera.
Pada jangka pendek, menyongsong Wonderful Bengkulu 2020, ada baiknya Gubernur Rohidin Mersyah segera merevitalisasi dan memfungsikan kembali seluruh bangunan peninggalan mantan Gubernur Agusrin Maryono Najamuddin seperti Mess Pemda dan View Tower, serta membangun infrastruktur secara masif di seluruh destinasi-destinasi wisata yang ada di Provinsi Bengkulu.
Yak tak kalah penting, Gubernur Rohidin Mersyah membutuhkan dukungan yang luas dari warga masyarakat terhadap proses pembangunan yang akan dilaksanakan. Dukungan itu bisa ia raih dengan revolusi mental warga masyarakat.
Revolusi mental itu bisa dilakukan dengan menggalakkan upaya memakmurkan masjid dan rumah-rumah ibadah lainnya agar setiap warga masyarakat dapat mengamalkan amalan agama secara sempurna, menjadi masyarakat tauhid yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan demi mewujudkan Bengkulu yang maju, sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing tinggi.