Puluhan ribu millenial Bengkulu menunjukkan eksistensinya dalam agenda Milenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar oleh Polda Bengkulu di berbagai daerah dengan tujuan untuk membentuk 28.000 relawan lalu lintas Indonesi yang ada di wilayah Bengkulu dan dua juta relawan di seluruh Indonesia yang dapat menjadi mitra kepolisian Lalu Lintas, Minggu (10/2/2019).
Sebagaimana fenomena yang akan menjalar di seluruh Indonesia, Bengkulu akan memasuki masa bonus demografi mulai tahun depan hingga tahun 2030 mendatang, dimana 70 persen populasi merupakan tenaga produktif dengan rentang usia 15 hingga 64 tahun, sebuah potensi yang mampu menjadi basis lompatan besar bagi Bengkulu untuk menjadi provinsi maju.
Millenial sebagai generator masa depan peradaban mesti siap menyambut bonus demografi tersebut dan memanfaatkannya untuk kemajuan Bengkulu dengan cara memeriksa kembali gagasan-gagasannya dan kebiasaan-kebiasaannya, apakah sudah tepat untuk menunjang kemajuan peradaban atau tidak.
Jika tidak, bonus demografi itu akan menjadi momok menakutkan yang akan melempar puluhan ribu millenial Bengkulu tersebut sebagai orang miskin dan menganggur, dua keadaan yang akan membuat Bumi Rafflesia sulit untuk mengejar ketertinggalan dari provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Tak bisa dinafikan, kapitalisme dengan gagasan-gagasan liberal yang berasal dari luar saat ini lebih dominan mempengaruhi millenial Bengkulu sehingga melahirkan generasi yang candu dengan game-game online, budaya nongkrong, gila sex, singkatnya, melahirkan generasi yang suka dengan semua hal yang berbau maksiat.
Pendidikan konvensional sendiri seakan tak lagi sanggup membendung maraknya kemaksiatan, menghalau terjerumusnya generasi muda menjadi zombie yang kering akan nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita besar, atau mengantisipasi terjebaknya generasi millenial untuk percaya pada kebudayaan visual yang mengilusi bahwa cita-cita mulia adalah menjadi artis terkenal atau menjadi personil dari sebuah grup band yang masyhur.
Untuk itulah, upaya untuk kembali menghidupkan narasi-narasi besar tentang sosialisme dan nilai-nilai luhur religiositas harus kembali digelorakan di kalangan millenial Bengkulu, bagaimanapun caranya dan berapapun biaya yang dibutuhkan untuk itu.
Dengan semangat seperti itu, upaya yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMK IT) Arsitek Kota Bengkulu yang menggelar Malam Silaturahmi Pemuda (Masip) pada Jumat siang tanggal 15 Februari 2019 hingga Sabtu pagi tanggal 16 Februari 2019 di sekolah yang terletak di Jalan WR Supratman RT 7 Kelurahan Bentiring Kecamatan Muara Bangkahulu tersebut patut diapresiasi.
Demikian pula upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bengkulu dengan menggelar “300 Pemuda Hijrah” pada puncak Hari Ulang Tahun kota yang berusia 300 ini pada tanggal 17 Maret 2019 yang akan dipusatkan di Masjid Agung At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas.
Dua kegiatan tersebut harus dipandang sebagai sesuatu yang penting dan bernilai karena menjadi usaha pembangunan suasana religius di kalangan kaum muda untuk mengajak millenial kembali kepada kodratnya, mencapai kesempurnaan diri dengan amal agama dan bekerja demi kebaikan sesama manusia.
Dua kegiatan tersebut merupakan cara efektif bagi kaum muda Bengkulu untuk kembali memeriksa kebenaran gagasan-gagasan dan kebiasaan-kebiasaannya selama ini agar para pemuda dapat kembali mengambil peran dalam kehidupan dimana kelak ketika telah dewasa, mereka dapat mengerahkan segenap impian dan cita-citanya untuk mengharapkan keridaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan bekerja bagi kepentingan umat dan kemajuan perabadan manusia.
Ketika kaum muda ini mampu menemukan kembali jati diri mereka yang sejati, tak akan ada yang mampu menghalangi Bengkulu untuk maju, semangat para pemuda ini pasti akan senantiasa menyala, dan saat masa bonus demografi tiba, mereka akan menjadi millenial-millenial harapan Bengkulu yang sepak terjang dan kiprahnya akan selalu diagung-agungkan oleh generasi-generasi setelah mereka.