Kurang dari satu tahun lagi, Wonderful Bengkulu 2020 akan berlangsung. Program ini ditetapkan sebagai salah satu program unggulan dimana Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor yang akan dikembangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah serta masyarakat.
Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat beralasan menetapkan Wonderful Bengkulu 2020 sebagai salah satu program unggulan. Sebab, Bengkulu memiliki potensi kekayaan alam yang indah, budaya yang tinggi, sejarah yang bagus, dan ratusan alasan lainnya yang dapat membawa provinsi yang menjadi tanah kelahiran ibu negara pertama Indonesia ini menjadi kota tujuan wisata yang berdaya saing.
Tak main-main, pengakuan tentang kemegahan potensi Bengkulu sebagai tujuan wisata diungkapkan sendiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyebut Bengkulu memiliki banyak obyek wisata “world class” atau kelas dunia dengan puluhan atraksi di dalamnya. Bahkan sangat menteri pun berkomitmen akan mendung Pemprov Bengkulu dalam mewujudkan Visit 2020 Wonderful Bengkulu sehingga lebih mendunia.
Berbagai program telah dilakukan untuk mensukseskan program ini mulai dari bimbingan teknis sumber daya manusia kepariwisataan, berbagai kegiatan nasional dan internasional, promosi dan pemasaran, serta pembangunan sejumlah infrastruktur penunjang, hingga penetapan sejumlah rencana untuk mendukung program tersebut.
Pada tahun 2019 ini, Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu telah merencanakan akan mengembangkan seluruh potensi wisata di seluruh kabupaten/kota hingga pada setiap kawasannya terdapat satu destinasi wisata unggulan yang akan menyedot wisatawan bukan hanya berkunjung ke Kota Bengkulu, namun hingga seluruh kabupaten-kabupaten.
Dua Hajat Besar
Pada tahun depan, sedikitnya ada dua agenda besar yang akan disongsong oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu, yakni tuan rumah konferensi pemuda dunia dan Bencoolen International Marine Festival (BIM Fest) Wonderful 2020.
Dua hajat besar tersebut diproyeksikan untuk mendatangkan sebanyak-banyak warga negara luar untuk beramai-ramai mengunjungi Bengkulu, mengambil kesan yang baik untuk kemudian menjadi agen-agen promosi yang memperkenalkan keindahan Bengkulu secara luas di dunia Internasional.
Dua hajat besar tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk menunjukkan Bengkulu sebagai sebuah provinsi yang ramah, memiliki tata krama yang luhur, sikap toleransi, kebudayaan yang tinggi, dan kaya akan adat istiadat.
Bila kedua acara tersebut berjalan dengan lancar, hal itu akan menjadi suntikan energi yang positif untuk mensukseskan Wonderful Bengkulu 2020. Tapi tak bisa ditampik, dua acara tersebut sangat membutuhkan kekompakkan dan dukungan dari seluruh pemangku kebijakan, bukan hanya di provinsi, namun juga kabupaten/kota.
Tugas Mendesak
Sebagai sebuah program mahakarya, Wonderful Bengkulu 2020 bukan tanpa ganjalan yang berarti. Persoalan fundamental yang belum dimiliki untuk mewujudkan destinasi Bengkulu yang mendunia adalah belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) terbaru.
Tanpa RIPP berarti konsep kepariwisataan Bengkulu belum memiliki arah yang jelas dan pasti. RIPP bukan hanya dibutuhkan sebagai cetak biru mahakarya Wonderful Bengkulu 2020, namun juga untuk memastikan berapa sejatinya anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan Bengkulu sebagai destinasi wisata dunia dan apa dampak nyata ketika anggaran tersebut dikucurkan.
Namun upaya untuk mengadakan RIPP tersebut meski tidak bisa instan, namun belum terlambat. Masih ada cukup waktu untuk mengajak semua pihak duduk bersama dan mendetailkan apa-apa yang diperlukan dengan segera dan mendesak dalam menyongsong impian Pemerintah Provinsi dalam bidang pariwisata.
Dengan adanya RIPP, pengembangan kepariwisataan Bengkulu kelak tidak hanya lagi bertumpu dengan kegiatan-kegiatan seremoni belaka, namun juga dapat diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai serta sarana dan prasarana penunjang di seluruh destinasi wisata yang ada yang benar-benar dapat menarik wisatawan mancanegara ke Bengkulu.
Bangkitkan Partisipasi Warga
Pariwisata sebuah daerah tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan aktif dari seluruh warganya. Sementara untuk membangkitkan partisipasi warga tersebut, pemerintah mesti dapat menjelaskan secara utuh mengenai manfaat-manfaat yang akan didapat bila kepariwisataan Bengkulu berkembang maju.
Warga akan enggan untuk berpartisipasi ketika mengetahui bahwa manfaat yang diperoleh jauh lebih kecil ketimbang pengorbanan yang dibutuhkan. Kerugian itu bisa dalam beragam bentuk, mulai dari potensi rusaknya alam hingga kekhawatiran akan pengaruh negatif budaya asing.
Pengembangan proyek pariwisata Kota Batu di Malang dapat menjadi contoh bagaimana awalnya mendapatkan dukungan positif dari warga karena meningkatkan penambahan pendapatan hasil penjualan produk lokal, namun ternyata maraknya kehadiran resort dan hotel telah menghilangkan separuh sumber mata air dan setengah luas hutan di daerah setempat. Klimaksnya, tahun 2014, Pengadilan Negeri Malang memutuskan bahwa kehadiran hotel yang mengekspolitasi sumber air warga Kota Batu telah menyalahi hukum.
Contoh lainnya, bagi Bali yang mayoritas dihuni penduduk beragama Hindu, wisatawan yang menggunakan pakaian terbuka tidak akan menjadi masalah besar. Namun hal itu mungkin akan menjadi masalah bagi Bengkulu yang berpenduduk mayoritas Islam yang religius.
Singkatnya, memahami perilaku warga atas pengembangan pariwisata Bengkulu menjadi kunci untuk membangkitkan partisipasi aktif mereka. Jangan sampai pembangunan pariwisata tersebut mengundang perlawanan warga sebagaimana yang terjadi di Spanyol dan negara-negara besar lainnya. [AM/Advetorial]