Seiring hujan gerimis yang turun sejak Senin, 2 Desember 2019, tangis duka menetes dari ribuan pasang mata keluarga besar jamaah Masjid Agung Akbar At-Taqwa dan Pemerintah Kota Bengkulu.
Lirih kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, takbir dan tauhid bersahut-sahutan bersama wafatnya sang imam, Ustaz Ibnu Hajar Assidiqi Basalamah, tepat pukul 11.05 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah dr M Yunus Bengkulu.
Maut memang menjadi rahasia ilahi.
Tak pernah ada yang menduga sebelumnya. Di usia 39 tahun, Ustaz Ibnu Hajar sebelumnya tampak sehat. Almarhum bahkan baru saja menyelesaikan perjalanan dakwah empat bulan di lima kabupaten se-Provinsi Bengkulu.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan enam orang anak yang sebagian besar masih balita, serta ratusan anak muda yang dalam beberapa tahun telah menganggapnya sebagai sosok ayah, guru, kakak, atau saudara yang keakrabannya melebihi saudara kandung mereka sendiri.
Apa yang membuat almarhum begitu istimewa di hati orang-orang tersebut adalah kerja besar yang ia lakoni sehari-hari. Dalam hatinya tersimpan hasrat untuk menjadikan masjid sebagai magnet yang menarik setiap laki-laki balig untuk menerima hidayah dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Dan untuk itu, sekira tahun 2015 ia meninggalkan kampung halamannya di Jakarta untuk mengembangkan usaha dakwah di Masjid Agung At-Taqwa Bengkulu.
Meski melewati banyak ujian berat, fitnah, cacian, makian dan tuduhan-tuduhan tak berdasar, usaha dakwah yang dilakukan Ustaz Ibnu Hajar terus menunjukkan hasil yang menggembirakan dari tahun ke tahun.
Masjid Agung At-Taqwa Bengkulu yang dahulu dikenal mesum kini telah menjadi pusat anak-anak muda hijrah, meninggalkan masa lalunya yang kelam demi menyongsong masa depan yang gilang gemilang.
Sejak kehadiran Ustaz Ibnu Hajar di Masjid Agung At-Taqwa, jumlah jamaah yang salat berjamaah di masjid yang mampu menampung 2900 orang tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun.
Amalan-amalan masjid nabawi seperti silaturahmi hingga makan minum yang disiapkan gratis untuk warga terus meningkat. Pintu masjid layaknya SPBU, rumah sakit, hotel, atau apotik, buka 24 jam dalam sehari.
Kebersihan masjid terjaga dengan baik. Masjid menyiapkan banyak fasilitas bagi warga yang ingin beribadah dan melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya.
Dari Masjid Agung At-Taqwa, terbentuk jamaah-jamaah dakwah yang menyebar ke seluruh dunia untuk menyampaikan risalah-risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebelum wafatnya, almarhum pernah menyampaikan impiannya untuk menjadikan Masjid Agung At-Taqwa sebagai pusat peribadatan anak muda dari seluruh Indonesia yang haus akan hidayah dan mendahagakannya dengan usaha dakwah.
Setelah almarhum tiada, semua kerja besar yang pernah ia lakukan harus diteruskan. Sebab, hanya inilah satu-satunya cara dalam memberikan penghormatan atas usahanya selama ini, yang akan menjadi penerang bagi kuburnya dan yang akan membuka catatan amalnya hingga akhir zaman. Semoga!