Kamis (6/8/2020) kemarin, Mendagri Muhammad Tito Karnavian mendatangi Bengkulu dan memastikan bahwa telah disepakati antara pihak-pihak terkait, Pilkada serentak akan digelar pelaksanaannya pada 9 Desember 2020.
Mantan Kapolri itu meminta penyelenggaraannya harus aman dari Covid-19.
Covid-19 memang telah mengubah wajah dunia, tak terkecuali Bengkulu.
Meski baru berjalan sekira empat bulan, namun sudah begitu besar hikmah yang dapat dipetik di tengah wabah yang merebak jelang persiapan pesta demokrasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu mendatang.
Upaya setiap kepala daerah di Bengkulu dalam menangani Covid-19 menjelma menjadi panggung terbuka dimana rakyat dapat menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana watak dan karakter calon-calon pemimpin mereka di masa yang akan datang.
Kebijakan-kebijakan yang paling mencolok diantara seluruh kepala daerah di Bengkulu adalah Walikota H Helmi Hasan dan Gubernur H Rohidin Mersyah.
Kebijakan Helmi Hasan yang paling populer adalah Beras dan Mie atau RasMie untuk seluruh warga yang berada di Kota Bengkulu. Sumber anggarannya dari APBD Kota Bengkulu.
Terhadap tenaga medis garis depan penanganan Covid-19, Helmi memutuskan pemberian insentif yang besar, mengusulkan mereka yang berstatus honorer diangkat sebagai PNS dan mereka yang terpapar Covid-19 di karantina di hotel mewah.
Helmi menyumbangkan seluruh gajinya untuk penanganan Covid-19, dia meminta agar sekolah-sekolah menggratiskan atau meringankan biaya anak masuk sekolah, dia menggratiskan air PDAM untuk warga kurang mampu, melakukan relaksasi atas angsuran Samisake dan menyurati agar lembaga-lembaga keuangan melakukan hal yang sama terhadap warga yang memiliki utang/kredit.
Di seluruh Indonesia, Helmi merupakan salah satu kepala daerah yang mengalokasikan anggaran terbesar untuk penanganan Covid-19.
Di tangan Helmi, Bengkulu menjadi Kota Paling Inovatif dalam Tatanan Normal Baru dan berhak mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp3 miliar.
Helmi menjadi satu-satunya kepala daerah yang menganjurkan jaga wudu 24 jam untuk seluruh warganya agar terhindar dari Corona dan mendapatkan surga.
Sementara itu, pembagian beras juga dilakukan oleh Rohidin Mersyah yang bersumber dari APBN melalui Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disimpan oleh Bulog untuk setiap provinsi di Indonesia.
Meski disoroti Mendagri karena keberadaan Bengkulu sebagai zona merah namun termasuk lima daerah terendah dalam mengalokasikan anggaran penanganan dampak ekonomi, kesehatan dan anggaran penyediaan jaringan pengaman sosial akibat dari Covid-19, namun Rohidin gencar membagi-bagikan masker, memborong hasil-hasil komoditas pertanian, dan mengeluarkan kebijakan penghapusan denda pajak bermotor.
Melalui dinas-dinasnya, Rohidin juga melakukan penggalangan donasi, meski belum diketahui secara pasti dana yang terkumpul dan kemana dana yang terkumpul tersebut disalurkan.
Itulah sedikit potret kebijakan dua calon yang tampaknya akan lolos sebagai kandidat Gubernur Bengkulu lima tahun ke depan.
Mari doakan agar keduanya Allah subhanahu wa ta’ala beri kekuatan untuk terus melanjutkan karya-karya nyata untuk Bengkulu tercinta.