Walikota Bengkulu H Helmi Hasan, seorang “ahbab negeri jauh” memutuskan memindahkan kediaman dinasnya dari Balai Kota Bengkulu yang tergolong mewah bagi rakyat kecil ke salah satu bangunan sederhana di Komplek Masjid Agung At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas, Senin (8/3/2021).
Kepindahan Balai Kota Bengkulu ke Komplek Masjid Agung At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas bukan perkara yang biasa. Di dalamnya terkandung semangat berkorban, meninggalkan rumah yang mewah agar bisa dijadikan sebagai Mal Pelayanan Publik.
Meski memang semangat berkorban dalam diri H Helmi Hasan tersebut bukan hal yang baru karena sebelumnya ia juga memindahkan bangunan Kantor Walikota di Simpang Lima Ratu Samban ke Komplek Perkantoran Pemerintah Kota di Bentiring demi membangun sebuah rumah sakit yang ramah terhadap seluruh rakyat, termasuk mereka yang miskin.
Dengan kepindahan Balai Kota Bengkulu dan Kantor Walikota tersebut, H Helmi Hasan menunjukkan keistikamahan sebagai seorang pemimpin. Biarlah berkantor dan tinggal di tempat yang sederhana, asalkan tetap dapat memberikan pelayanan kepada rakyat dengan sebaik-baiknya hingga rakyat benar-benar bahagia.
Hal lain yang tampak dari kepindahan ini adalah bagaimana seorang pemimpin dapat membahagiakan rakyat meski dengan pengeluaran yang hemat. Disini ada bukti bahwa tidak melulu pembangunan fasilitas publik harus dilakukan dengan membeli tanah dan mendirikan bangunan yang megah apalagi sampai menggusur lahan rakyat.
Namun yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana semangat seorang pemimpin untuk mendekatkan dirinya dengan rumah Allah subhanahu wa ta’ala hingga semangat ini merembes kepada semua jajarannya hingga seluruh rakyat yang berada di bawah wilayah kekuasaannya.
Masjid adalah tempat yang paling Allah cintai di muka bumi. Allah menjanjikan keamanan dan kesejahteraan bagi setiap daerah yang memakmurkan rumah-Nya.
Dengan semangat memakmurkan masjid ini tidak mustahil H Helmi Hasan bersama jajaran birokrasinya, para ahbab serta orang-orang baik yang peduli dapat memulai revolusi akhlak dengan amalan-amalan sebagaimana dulu pernah dilakukan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, semoga Allah meridai mereka. [Rudi Nurdiansyah/ADV]