PedomanBengkulu.com, Bengkulu – Kementerian Agama Kota Bengkulu melalui Seksi Bimbingan Masyarakat melakukan Focus Discusion Group (FGD) di Aula Hotel Vista Kota Bengkulu, Jalan MT Haryono Kelurahan Bajak Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, Kamis (25/3/2021). FGD yang diikuti oleh perwakilan KUA dan Penyuluh Agama itu, mengundang dua narasumber dari praktisi media dan organisasi perusahaan pers, yakni Dr Rahimandani MA dari Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Wibowo Susilo dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Selain itu, hadir juga narasumber dosen IAIN Bengkulu Ahmad Farhan.
Mengusung tema “Bimbingan Masyarakat Islam dan Sinergitas Melalui Media”, Kepala Kemenag Kota Bengkulu Drs H Zainal Abidin MH melalui Kasi Bimbingan Masyarakat Islam H Rolly Gunawan S.Sos M.HI mengatakan, melalui FGD, dirinya berharap penyuluh agama dan KUA menjadi agen dakwah dalam menyebarluaskan informasi dunia Islam dan keagamaan. Rolly mengatakan, program-program Kementerian Agama harus disebarluaskan untuk memberikan pemahaman positif bagi masyarakat, serta untuk meminimalisir konflik sosial.
Harapan dia, dengan sinergi bersama media, maka menjadi salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi seputar Agama Islam dan program-program Kementerian Agama. Diakui Rolly, gagasan baik tersebut diinisiasi karena minimnya pemberitaan terkait informasi seputar agama Islam, khususnya yang mengandung ajaran dakwah.
Rolly juga memotivasi jajarannya terutama penyuluh agama agar produktif menulis seputar dunia Keislaman agar masyarakat tahu dan terinspirasi.
“Sinergi dengan media ini semoga menjadi pilot project atau percontohan, harapan kami semoga media-media yang bergabung di SMSI dan JMSI mendukung program ini, nantinya akan kita kerjasamakan karya-karya tulis agar dipublikasikan. Karya-karya tulis ini akan terlebih dahulu kita filter sebelum kita rilis,” kata Rolly.
Menanggapi hal itu, Wibowo Susilo mengatakan, SMSI siap mendukung program Binmas Islam Kemenag Kota Bengkulu. Dengan sinergi tersebut, merupakan bentuk implementasi dari fungsi pers, yakni fungsi edukasi.
“Media selain memiliki fungsi informasi, juga fungsi edukasi. Dengan penyuluh agama aktif menulis seputar dunia Islam, akan sangat membantu media dalam menyediakan konten edukasi atau dakwah. Kami akui media-media masih kekurangan produk jurnalistik yang bernuansa agama, padahal itu salah satu fungsi edukasi. Saya yakin kawan-kawan media akan membantu program dakwah digital ini,” ungkap Wibowo.
Disampaikan Wibowo, saat ini hampir semua lembaga pemerintah memiliki bidang kehumasan yang memproduksi konten informasi. Sebagian dari mereka telah menjalin kerjasama pemberitaan dengan media-media, misalnya Humas Polda Bengkulu dan Media Center Pemda.
“Migrasi informasi saat ini sudah terjadi, namun kita lambat menyadarinya, migrasi informasi dari konvensional ke digital. Era serba mudah harus dimanfaatkan untuk dakwah. Dakwah dari konvensional ke digital merupakan keniscayaan. Dakwah konvensional harus dimigrasikan kontennya ke digital. Misalnya tabligh akbar atau pengajian rutin. Yang menyaksikan dan mendengar terbatas, namun jika kita dokumentasikan secara digital dan disebarluaskan, akan dapat diakses oleh banyak orang tanpa batas. Konten dakwah juga tidak mesti dalam bentuk gambar dan suara, konten dakwah juga bisa dikemas melalui tulisan, penyuluh agama harus berperan dalam hal ini,” jelas Wibowo.
Wibowo mengapresiasi Kemenag yang aktif memproduksi konten informasi harian untuk bisa diakses melalui situs resmi Kemenag. Sebagian konten-konten tersebut diakses oleh media-media online.
Namun dari konten-konten tersebut, masih kekurangan konten dakwahnya. Kedepan dia berharap situs resmi Kemenag memproduksi lebih banyak lagi konten-konten dakwah. [rls]