PedomanBengkulu.com, Kota Bengkulu – Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Dediyanto menggaungkan program kolam pengendali banjir ke masyarakat Kota Bengkulu.
Gagasan Dediyanto ini mendapat respon dari Dosen Fakultas Teknik Universitas Bengkulu (Unib) Bidang Hidrologi Dr.Ir. Khairul Amri, S.T, M.T, IPM yang mendukung program pengendali banjir tersebut dengan membuat waduk atau kolam penampungan dan resapan air di daerah dataran rendah.
“Secara analisis teknis untuk membuat daerah resapan tersebut bagus, namun harus dilihat dulu tempat-tempat yang akan dibuat resapan tersebut karena tidak boleh sembarang menempatkan daerah untuk dijadikan resapan tersebut. Harus kita lihat dulu kapasitas luas daerah yang rendah dan harus juga disurvei dulu apakah daerah tersebut memungkinkan untuk menjadi tempat resapan,” saran Khairul, Kamis 10/6/2021).
Kemudian, sambung Khairul, dalam pembuatan kolam juga harus dipikirkan tempat pembuangannya untuk antisipasi apabila sewaktu-waktu kolam penuh. Pembuangan harus dibuat menuju saluran drainase agar air kolam bisa terkontrol.
“Jangan sampai pada waktu hujan terjadi peluapan karena permasalahan pembuangan airnya,” kata Khairul.
Khairul menilai, program pengendali banjir dengan pembuatan kolam sebagai resapan air menjadi cara yang cukup efektif Apalagi, seperti di daerah Rawa Makmur yang sering terjadi banjir, maka harus dibuat kolam yang skala besar.
“Misalnya satu kolam itu ukurannya sekitar 100 M x 100 M. Kalau dibuat kolam per Kepala Keluarga maka bisa ukuran 20 M x 20 M,” tutur Khairul.
Selain itu, imbuh Khairul juga harus dibuatkan pembatas kolam agar nanti jangan sampai ada warga tengelam di kolam tersebut.
“Harus dipasang pengaman pagar pembatas kolam,” tutup Khairul.
Dilansir sebelumnya, Dediyanto mengajak masyarakat untuk menyukseskan program ini, dengan memanfaatkan lahan yang kurang produktif untuk dibuat kolam terutama daerah rawa dan dataran redah yang rawan banjir, sehingga selain bisa menjadi tempat resapan air saat musim hujan dan penampung air dikala kemarau, kolam ini juga bisa menjadi tempat usaha budidaya ikan.
“Jika masyarakat mempunyai lahan yang kurang produktif. Serta setuju untuk dibuatkan tempat kolam maka nanti akan kita berikan bantuan yang difasilitasi Pemerintah Kota agar dilakukan penggalian. Seperti masyarakat ingin membuat perikanan, maka pengelolaan akan diserahkan kepada masyarakat itu sendiri. Bisa juga kita beri bantuan modal untuk pembelian bibit ikan walaupun tidak semuanya nanti,” kata Dediyanto.
Dediyanto menuturkan, apabila masyarakat bisa menjalankan program ini. Tentu akan bernilai ekonomis dan berdampak bagus terhadap lingkungan sekitar seperti ternak ikan, menanam tanaman holtikultura serta bisa menjadi wisata lokal.
“Artinya tempat tersebut juga bisa menjadi Ruang Terbuka Hijau ( RTH) yang berbasis resapan,” tutur Dediyanto.
Selain itu juga bermanfaat untuk sosial, membuka ruang tempat berkumpul seperti mancing bareng, kumpul bareng dan ajang tempat silaturahmi sesama masyarakat setempat.
“Semua itu sudah saya buktikan di tempat saya sendiri. Dengan membuat kolam pemancingan. Pas waktu tahun baru kemarin, anak-anak Risma (Remaja Masjid) mancing dan bakar ikan bareng bersama. Tentu hal semacam ini lebih bermanfaat bila lahan tersebut tidak dimanfaatkan,” ungkp Dediyanto.
Apabila ada masyarakat, Kelompok Tani dan sebagainya mempunyai semangat yang sama dalam penanggulangan banjir di Kota Bengkulu, maka bisa langsung hubungi Whastapp 0813-7768-2865 (Dediyanto).
“Nanti akan kita coba fasilitasi dari Pemkot melalui Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bengkulu,” tutup Dediyanto. [AM/JRS]