PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Politik uang telah merusak tatanan berdemokrasi di Indonesia. Banyak pemimpin yang ingkar janji setelah terpilih atau bahkan wakil rakyat yang tidur saat rapat adalah salah satu gambaran betapa rusaknya praktik money politic.
Demikian disampaikan Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi saat mengedukasi kaum milenial di Kabupaten Seluma terhadap pentingnya berdemokrasi, Selasa (28/9). Baginya, tatanan negeri ini tidak bisa diubah dengan cara turun ke jalan lagi (demonstrasi), tapi dengan memberikan kontribusi nyata.
“Salah satu yang bisa dilakukan oleh para milenial saat ini, harus merubah tampilan Pemerintahan Indonesia, mulai dari daerah hingga ke pusat, caranya adalah turun langsung dalam membasmi politik uang di Indonesia,” kata Jonaidi.
Kaum milenial, tegas Jonaidi, sejak dini harus menolak setiap tindakan yang berbau politik uang. Contoh kecil, menolak ajakan memilih karena diberi uang atau diiming-imingi sesuatu.
“Politik uang memang sangat merusak tatanan Pemerintahan Indonesia, oleh karena itu banyak kita temukan anggota dewan yang tidur saat rapat, pemimpin yang kita harapkan tidak tepat janji. Ini karena setiap pemilu kita masih mengikuti sistem politik uang. Kalau tidak diubah, maka tidak akan pernah terjadi perubahan seperti kita harapkan,” tegasnya.
Ke depan ia berharap, kaum milenial Seluma menjadi contoh bagi milenial lainnya untuk sama-sama bergerak mengubah tampilan berdemokrasi di Indonesia. Karena percayalah, Jonaidi mengingatkan, gara-gara uang banyak mimpi anak-anak bangsa ‘terbunuh’.
“Jangan sampai politik uang ini kembali membunuh semangat anak muda dalam berdemokrasi, karena yang bisa mengubah negeri ini adalah kita sebagai kaum milenial,” tandas Jonaidi. [ADV]