PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Guna membangun kesadaran dan pemikiran kritis pemilih pemula, Kamis (23/9/2021) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu menggelar Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula/Generasi Milenial.
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber, di antaranya, DPRD Provinsi Bengkulu, KPU Provinsi Bengkulu, dan Kesbangpol Provinsi Bengkulu.
Dalam sambutannya, Kaban Kesbangpol Provinsi Bengkulu, Khairil Anwar, didampingi Kabid Komunikasi Politik dan Masyarakat Deva Agustha, mengatakan dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat membangun kesadaran dan pemikiran kritis para pemilih pemula untuk memilih dan berpartisipasi dalam kewajiban sebagai warga negara.
“Karena pemuda sebagai pengganti tongkat estafet kepemimpinan pelaksanaan Pemilu langsung dan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) serentak pada tahun 2024 nanti, yang merupakan fenomena baru bagi masyarakat Indonesia dan Bengkulu khususnya,” ujarnya.
Dia menyebut, pendidikan politik bagi pemilih pemula memiliki peran yang sangat penting dalam membangkitkan kesadaran dan daya kritis siswa tentang hak pilihnya, sehingga siswa memiliki pemahaman akan pelaksanaan Pemilu/Pilkada, yang merupakan bagian dari proses demokrasi yang dilakukan dengan sepenuh hati.
“Dengan harapan para pemilih pemula harus bisa belajar mengenai pendidikan politik dengan baik,” sampainya.
Selain itu, salah seorang narasumber Usin Abdisyah Putra Sembiring menuturkan, dalam konteks demokrasi dibutuhkan kesadaran, penguatan demokrasi untuk generasi milenial dan anak bangsa agar demokrasi menghargai hak-hak pluralisme.
“Memberikan motivasi kepada adik-adik kita pelajar-pelajar SMA di Provinsi Bengkulu untuk tidak asing dengan istilah dan apa itu demokrasi, apa itu politik,” ujarnya.
“Karena mereka (pelajar) mau tidak mau, suka tidak suka adalah ahli waris daripada perjuangan demokrasi yang sudah diperjuangkan selama ini,” tambah anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu ini.
Usin mengatakan, dalam penyampaian materi tadi para siswa banyak berdiskusi dan bertanya bagaimana bentuk peran serta mereka di sekolah.
“Mereka bertanya bagaimana kiprah, sejarah, dan apakah demokrasi itu harus dihitung dengan uang? Dan aku sampaikan bahwa demokrasi itu tidak semuanya diukur dengan uang,” terangnya.
Menurut Usin, demokrasi itu adalah bentuk perjuangan yang harus diwujudkan. Persoalan jatuh bangun dalam perjuangan demokrasi, inilah dinamika.
Ditambahkannya, pendidikan politik bagi pemilih pemula berguna untuk menyiapkan mental, pemahaman, serta menyiapkan fikiran bagi pelajar, karena mereka akan tumbuh, besar, dan punya mimpi.
“(Mereka) punya cita-cita yang harus diwujudkan dengan kecerdasan dan berdiskusi,” kata Usin.
“Seperti kata Soekarno, bangsa ini butuh 10 orang yang bisa diajak berdiskusi sambil ngopi. Bukan butuh 100 orang yang kutu buku, yang hanya memikirkan diri sendiri. Pintar intelektual, tetapi tidak mewujudkan cita-cita bangsa ini,” pungkasnya.[ADV]