Pedomanbengkulu.com, Bengkulu Utara - Dinas Pendidikan Bengkulu Utara bekerja sama dengan lembaga zakat Dompet Duafa melakukan kegiatan wisuda Sekolah Guru Indonesia (SGI) Master Teacher angkatan 44 Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, Minggu (28/11/2021) di Gedung Balai Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun.
Sebelumnya acara SGI dibuka di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Ilmi yang berada di Kecamatan Pinang Raya, Sabtu (18/9/2021). Untuk mengikuti kegiatan ini para guru harus mengikuti tahapan seleksi sebelum terpilih menjadi peserta. Dari 35 peserta hanya 26 guru yang terpilih menjadi peserta SGI Master Teacher. Dari 26 guru yang terpilih hanya 24 guru yang berhasil sampai ketahap wisuda. Dua guru lainnya tidak dapat menyelesaikan tahapan karena faktor kesehatan dan perkuliahan yang sedang dijalankan oleh guru tersebut.
"Kegiatan ini dilakukan serentak di 7 wilayah di Indonesia. Mereka yang sekarang hadir dalam acara wisuda adalah guru-guru pilihan yang mempunyai jiwa-jiwa pembelajar yang sangat luar biasa", jelas Fasilitator Program SGI Master Teacher Korwil Provinsi Bengkulu, Winda Ayu Dwinata, S. Pd
Ketua SGI, Asep Ikhsan Nudin mengatakan progam dompet duafa pada bidang pendidikan melalui SGI ini dikhususkan untuk guru honorer. Alasan mengapa dipilih guru honorer, karena dimasa pandemi pendidikan tutup sehingga tidak banyak hal yang dilakukan sehingga dapat membantu perekonomian guru.
"Dengan perkuliahan di SGI guru dapat berinovasi dengan media yang seadanya tetapi dapat dilakukan dengan cara yang baik. Saya harap guru semakin banyak belajar dan menjadi guru yang lebih berkualitas," kata Ketua SGI, Asep Ikhsan Nudin.
Jendral Dompet Duafa, Ustad Herma Budianto, M.TPd, mengatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Maka dari itu pihaknya akan terus mengembangkan kualitas pad bidang pendidikan di Indonesia melalui Sekolah Guru Indonesia.
"Kami akan terus mengembangkan pada bidang pendidikan di Indonesia karena tingkat literasi di Indonesia masih rendah serta kesejahteraan guru masih menjadi PR untuk kami," jelas Ustad Herma Budianto, M.TPd. (sugeng)