PedomanBengkulu.com - Berbagai perilaku menyimpang menghiasi wajah media massa di Bengkulu yang pelakunya tak sedikit dari kalangan milenial mulai dari tawuran, seks bebas, narkoba, balapan liar, caci maki di media sosial dan berbagai kelakuan buruk lainnya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengajak milenial tidak salah menyalahi makna kebebasan yang melahirkan berbagai praktek kriminal dan permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat.
"Soal kebebasan ini banyak milenial yang salah paham, dikiranya kebebasan adalah boleh melakukan sesuatu yang disukai, apapun itu, tanpa harus malu," kata Hj Riri Damayanti John Latief di tengah peringatan Hari Kebebasan Sedunia yang jatuh pada hari ini, Selasa (9/11/2021).
Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini mengungkapkan, kebebasan harus dimaknai sebagai suatu kondisi dimana setiap orang bebas untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta'ala dalam keadaan yang bersih dan suci, tanpa terhalang dengan dosa ataupun perbuatan yang merugikan.
"Ini kebebasan yang sesuai dengan semangat Pancasila, sesuai dengan semangat Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan seperti ini yang mengarahkan Indonesia untuk tetap mempertahankan kemerdekaan, kehormatan dan hak-haknya sebagai bangsa yang merdeka," tegas Hj Riri Damayanti John Latief.
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini mengaku prihatin dengan pembelokan makna kebebasan yang menyelimuti kesadaran mayoritas milenial saat ini sehingga memotivasi mereka untuk berbuat sesuka hati tanpa batas.
"Sehingga tidak lagi peduli dengan perasaan orangtua, tidak lagi malu melakukan perbuatan asusila, tidak lagi takut akan resiko-resiko buruk yang akan timbul di belakangnya. Mesti disadari, masa muda memang masa pencarian jati diri, tapi bukan berarti bebas melakukan perbuatan yang melanggar nilai dan norma di masyarakat," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat DPD Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Provinsi Bengkulu ini mengajak semua lembaga sosial terutama rumah sekolah dan rumah tangga untuk mencegah salah kaprah kebebasan sebagai bebas melakukan perilaku menyimpang tersebut menyebar lebih massif di kalangan milenial.
"Kerjasama dari semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan dalam menangani permasalahan salah kaprah soal kebebasan ini. Milenial adalah agen kemajuan bangsa. Saya siap kalau diajak untuk bekerjasama melakukan pembinaan kepada milenial untuk meluruskan makna kebebasan yang berbelok itu," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Untuk diketahui, Hari Kebebasan Sedunia dipelopori oleh Amerika Serikat sebagai peringatan jatuhnya Tembok Berlin dan berakhirnya kekuasaan komunis di Eropa Tengah dan Timur yang dimulai sejak tahun 2001 setiap tanggal 9 November. [**]
