PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu melepas 100,8 ton komoditas pertanian dalam "Gebyar Ekspor" di PT Bukit Angkasa Makmur, Jumat (31/12).
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu, Bukhari mengatakan, ekspor komoditas pertanian berupa karet lempengan ini senilai Rp 2,5 miliar dengan negara tujuan Afrika Selatan.
“Pelepasan ekspor akhir tahun ini menjadi tekad kita dalam mendorong peningkatan ekspor sebanyak 3 kali lipat,” kata Bukhari.
Menurutnya, lalulintas ekspor komoditas di Bengkulu pada tahun 2021 terjadi peningkatan yang signifikan baik secara frekuensi maupun volume. Tercatat 8.897 kali.
"Selain komoditas perkebunan dan produk hewan serta pertambangan, terdapat juga kegiatan ekspor komoditas seperti teh olong asal Kabupaten Kepahiang tujuan Cina dan CPO asal Mukomuko serta Bengkulu Utara yang belum terdata," ungkapnya.
Dilain sisi, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo pada Gebyar Ekspor di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta Makassar menegaskan, ekspor tahun ini tiga kali lipat mengalami kenaikan dibandingkan ekspor tahun sebelumnya.
“Sektor pertanian terus tumbuh di Indonesia, bahkan ketika kita sedang dilanda pandemi. Nilai tukar petani juga naik. Pandemi kita bukan hanya mengutamakan vaksin dan media saja tetapi ketersediaan makanan juga meningkat,” sebutnya, saat sambutan pelepasan gebyar ekspor akhir tahun.
Ia berharap, Indonesia menjadi negara penghasil komoditas pertanian terbaik, bukan hanya cukup untuk masyarakatnya tetapi juga dikirim ke berbagai negara.
Sementara itu, guna mendukung aktivitas ekspor di Provinsi Bengkulu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terus mematangkan konektivitas antar wilayah terkhusus pada infrastruktur Pelabuhan Pulau Baai maupun Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.
"Sehingga kedepannya, dalam progres ekspor Provinsi Bengkulu tidak lagi melalui provinsi tetangga melainkan langsung dari wilayah sendiri," ujar Rohidin.[Kucir.06]