PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Camat se Provinsi Bengkulu komitmen mendukung percepatan implementasi pelaksanaan desa digital, dengan mengerahkan potensi yang ada, mulai dari SDM hingga anggaran yang bersumber dari Dana Desa.
Seperti yang diungkapkan Camat Ipuh Kabupaten Mukomuko Epin Maswardi. Pihaknya sangat mendukung program ini karena sangat pas untuk menyikapi perkembangan jaman yang saat ini berada pada era revolusi industri 4.0.
Di mana dalam waktu dekat dirinya akan mengumpulkan semua kades di Kecamatan Ipuh, sehingga pembangunan infrastruktur digital ini bisa berjalan baik di desa. Kemudian menyiapkan SDM dan anggaran yang bersumber dari Dana Desa.
"Intinya dengan program ini tercipta efesiensi waktu, tenaga dan juga finansial serta percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jadi kami siap mendukung program Pak Gubernur," ungkapnya.
Senada dikatakan Camat Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan Mardalena. Menurutnya sesuai dengan arahan Gubernur Bengkulu, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi dan segera dilaksanakan di setiap desa dan mengimplementasikan dengan Dana Desa, sehingga segera bebas dari blank spot.
Terlebih diceritakan Mardalena, di wilayah kecamatan yang dia pimpin masih terdapat 2 desa terpencil yaitu Desa Muara Danau dan Desa Padang Lebar yang hingga saat ini masih blank spot.
"Dengan terbentuk desa digital akan memudahkan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa itu sendiri. Harapannya agar desa digital ini segera terwujud," ungkapnya.
Dikatakan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, mempercepat implementasi program desa digital tersebut, ada 3 langkah awal yang dilakukan Pemprov Bengkulu.
Pertama dengan mengundang Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), yang nantinya akan buat di Taman Budaya yaitu district internet exchange, sehingga ada pusat untuk pendistribusian internet dan para pelaku penyedia jasa internet tidak cuma satu atau dua namun lebih kompetitif, lebih murah serta layanannya bisa lebih baik.
Yang kedua dengan break down agar di seluruh kecamatan nanti juga terkoneksi dengan jaringan internet sehingga masyarakat tidak harus pakai kuota kalau sudah ada jaringan di wilayah itu.
Sehingga bisa tersedia lebih baik dan bisa lebih murah bahkan bisa menjadi salah satu produk bisnis BUMD. Nanti realnya akan dibuat minimum satu Kecamatan satu Desa untuk pilot projects terkait dengan Warung Kopi Digital.
Ketiga, menyediakan SDM-nya melalui rekrut Cyber Academy yang kemudian mendirikan untuk melatih minimum 10 pemuda desa yang memahami dunia perinternetan sehingga dia bisa mengoperasikannya.
"Kalau ketiganya di combine dan berjalan ini akan mengakselerasi betul gerak ekonomi berbasis digital di setiap desa di Bengkulu bahkan bisa menjadi percontohan untuk desa lainnya di Indonesia," jelas Gubernur Rohidin.
Sementara itu Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bengkulu Iskandar Novianto mengatakan, pihaknya sangat mendukung penuh bagaimana upaya - upaya untuk internet itu masuk ke desa - desa. Artinya novelty adalah unsur kebaruan yang bisa ditumbuhkan dengan bagaimana jaringan operator masuk ke desa.
"BPKP juga sejak awal UU No. 6 tahun 2014 bagaimana BPKP memfasilitasi desa untuk kemudahan - kemudahan desa jangan disibukkan dengan administrasi, maka kita siapkan dengan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), yang bisa dipakai stand alone yang kedepannya kita harapkan bisa bersifat online," ujarnya. (*)