Ilustrasi
13 Februari 1633, sederetan hakim agung Roma memakai jubah keadilannya. Pengadilan di gelar untuk memeriksa Bid'ah galileo galilei.
Dukungan dan sikap Galileo galillei atas konsep copernicus yang mengatakan Matahari sebagai pusat tata surya tidak dibenarkan oleh mahkamah gereja.
Inkuisisi diterima galileo. 1633 eranya Paus Urban VIII. Era matahari masih ditentang eksistensinya sebagai pusat tata surya, era kegelapan. Era keimanan dan tafsir teka serta iklim tidak boleh berbenturan dengan otoritas agama- gereja- Iman masih menjadi sesuatu yang sulit dipertengkarkan sebelum taraf keyakinan bisa memahami ketegasan- iya saya percaya-.
Dan tahanan rumah dan pengasingan adalah konsekuensi galileo atas bid'ahnya.
Sebelum kita sampai di pemahaman dari apa yang kita dapatkan melalui pengalaman dan pengamatan / a posteriori, maka sesuatu telah terlebih dahulu ada yang berbentuk ide / a priori. tetapi baik a posteriori maupun a priori adalah sama-sama mengalami benturan untuk sampai pada posisi "mengetahui".
Kisah galileo - dan jauh sebelum galileo kisah pengusiran seorang pemikir dari athena karena menolak Imanisasi Matahari sebagai Tuhan- sejarah, bagaimana setiap waktu konsep iman ingin di monopoli -sisi lain, persoalan bagaimana makna asketik/purifikasi, tidak mengaruskan sikap terkoneksi kedalam makna " Saya mengimani tuhan"
Konsep tuhan sebagai theos dimana dia juga adalah theos nya para penentangnya sendiri, seperti lingkaran. Saat kita mengetengahkan wacana perubahan dan kehidupan asketis, lawan tanding kita juga mengetengahkan berpoya-poya, korup dan ini atas dasar kepercayaan pada makna theos yang sama.
kita mungkin perlu memisahkan kedua hal ini secara radikal agar tidak tergantung pada apa yang saya pikirkan atau pada apa yang telah saya alami. tetapi ada sesuatu yang absolut yang tidak butuh alasan yang kuat untuk menolaknya, sekaligus butuh sesuatu yang kuat untuk mempercayainya. ini lah yang kita sebut dengan istilah "Iman".
Iman/percaya/yakin/teguh pendirian, tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan penyembahan secara vertical atau transenden. Iman juga meliputi kepercayaan untuk meletakkan posisi diri secara horizontal/pergulatan dalam relasi sosial. Walaupun akhirnya kedua bagian tersebut selalu berkelindan.
Yang mengimani bahwa istilah perlawanan, oposisi, perang melawan yang bathil juga bentuk dari ekpresi tauhid atas kehendak secara habluminallah. Dia akan hadir dalam ruang eksis, dalam hablumninannas secara konsisten.
Konsep ketuhanan, yang mungkin menjangkiti bentuk berfikir dengan penggambaran yang pemarah, atau beragam- setidaknya hadir sekedar untuk memenuhi ekspektasi kita akan teks kitab suci dan cerita -manuskrips- yang berangkat dari mitos.
Kita melupakan bahwa ada kelembutan dan suruhan untuk mengangkat pemahaman ketuhanan kita agar ikut berdiri melawan yang bathil
Bagaimana imajinasi kita menggambarkan tuhan? Apakah masih berbentuk seorang lelaki berbadan kekar, berjenggot lebat, sedang duduk diatas langit sana, sambil memegang tongkat petir? Atau seperti pria bersorban dengan wajah sangar? Atau seperti seorang perempuan cantik dengan baju transparan? Atau seperti seorang penderma yang memegang kalkulator dan catatan keuangan?
Setidaknya semakin superior hasil kreasi manusia, semakin sempit pula bagaimana sosok tuhan tergambar? Tetapi wajah tuhan begitu plural, begitu penuh semangat untuk diceritakan, walaupun akhirnya berakhir pada kegagalan, dan ada kemungkinan timbul chaos.
Dekat tetapi jauh tentu kontradiktif. Ini posisi oposisi, bagaimana tuhan terbelah kedalam konsep subyek, secara radikal menggempurkan istilah tuhan, penghambaan dan logos.
Tetapi, kita masih bisa mempercayai bagaimana kalkulasi iman kita kedalam grafik, kedalam matrik. Bahwa religius atau theos sangat berhubungan dengan keadaan sosial kita, keadaan ekonomi kita, keadaan politik kita, keadaan birokrasi kita. Inilah kalkulasi iman yang bisa kita ketengahkan secara baik dan terukur. Tentunya ini masih perkiraan dalam track kalkulasi- orang curang- korup - tentu tidak sama determinasinya dalam bertuhan? Karena munkin si curang- korup- sedang memanfaatkan sisi maha pengampun nya tuhan.